Prabaca
What do you know about the natural, cultural, and linguistic diversity of Indonesia? Answer the following questions in Indonesian. You should use the following words: keragaman or keberagaman) diversity; suku or suku bangsa ethnic group; Indonesia or Nusantara Indonesia; beragam or majemuk diverse, complex
- Apa yang Anda ketahui tentang keberagaman alam di Indonesia?
- Apa yang Anda ketahui tentang keberagaman budaya di Indonesia?
- Apa yang Anda ketahui tentang keberagaman bahasa di Indonesia?
Quiz – Indonesia and her People
Dengarkan 1
Listening is an interpretive skill. Listening comprehension is largely based on the amount of information listeners can retrieve from what they hear, and the inferences and connections that they can make.
Step 1: Listen to the Audio – No Reading! Simply listen to the audio alone…
Step 2: Repeat! It’s not time to look at the text just yet…
Step 3: Listen to the Audio while answering the following questions:
Step 4: Listen to the Audio once again while reading the text:
Dengarkan 2!
Step 1: Listen to the Audio – No Reading! Simply listen to the audio alone…
Step 2: Repeat! It’s not time to look at the text just yet…
Step 3: Listen to the Audio while answering the following questions:
Step 4: Listen to the Audio again while reading the text…
Bacaan
Mengenali Keragaman Suku Bangsa di Indonesia
- Menurut Sensus Indonesia 2010, Indonesia memiliki lebih dari 1.340 suku bangsa.
- Suku Jawa adalah kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai lebih dari 95 juta jiwa. Suku terbesar berikut adalah suku Sunda yang menetap di Jawa Barat dengan total populasi 37 juta. Artinya 55% dari seluruh warga Indonesia adalah suku Jawa dan suku Sunda.
- Suku terbesar ketiga adalah suku Melayu (Sumatera dan Kalimantan). Jumlah orang Melayu disebut sekitar 11,5 juta sementara suku Batak menempati peringkat keempat dengan 7,5 juta orang, atau 3,5% dari keseluruhan penduduk Indonesia. Peringkat kelima hingga kesepuluh diduduki oleh suku Madura, Betawi, Minangkabau, Bugis, Tionghoa, dan Banjar.
- Namun, sesungguhnya tidak ada satu suku bangsa yang bernama Batak, melainkan ada enam: Karo, Simalungun, Pakpak, Toba, Angkola dan Mandailing. Masing-masing kelompok memiliki adat istiadat dan bahasa yang berbeda. Perbedaan antara bahasa Batak Karo dengan bahasa Batak Toba, misalnya, kira-kira sama dengan perbedaan antara bahasa Italia dengan bahasa Spanyol.
- Juga, adat istiadat keenam suku tadi tidak sama, pakaian, perhiasan, dan rumah adat mereka juga berbeda-beda sehingga masing-masing kelompok merasa diri sebagai suku tersendiri. Tetapi tidak semua orang setuju bahwa ada enam suku Batak. Ada pula yang mengatakan bahwa hanya ada lima karena Angkola dan Mandailing, walaupun berdiam di tempat yang berbeda, memiliki adat dan bahasa yang sangat mirip sehingga sering disebut suku Angkola-Mandailing.
- Contoh di atas memperlihatkan bahwa pembagian kelompok suku di Indonesia tidak mutlak dan tidak jelas akibat perpindahan penduduk, percampuran budaya, perkawinan antarsuku, dan berbagai faktor lainnya. Misalnya, sebagian pihak berpendapat bahwa orang Cirebon adalah suku tersendiri dengan dialek yang tersendiri pula, sedangkan pihak lainnya berpendapat mereka hanyalah subetnik dari suku Jawa. Demikian pula suku Baduy dan suku Banten yang oleh sementara pihak dianggap sebagai bagian dari keseluruhan suku Sunda. Contoh lain percampuran suku bangsa adalah suku Betawi yang merupakan suku bangsa hasil percampuran berbagai suku bangsa pendatang baik dari Nusantara maupun Tionghoa dan Arab yang datang dan tinggal di Batavia pada era kolonial.
- Menurut Sensus Penduduk 2010 Indonesia memiliki lebih dari 800 bahasa. Pada umumnya bahasa dianggap sebagai faktor penentu identitas etnik yang terpenting. Tetapi sama juga dengan suku bangsa, menghitung jumlah bahasa pun sulit karena perbedaan antara dialek dan bahasa tidak jelas.
- Biasanya dua bahasa dianggap berbeda jika masing-masing penutur bahasa tidak bisa saling mengerti satu sama lain. Sementara jika kedua pihak masih bisa saling memahami maka itu disebut dialek.
- Dalam kenyataannya, apa yang disebut bahasa, seringkali merupakan definisi politik atau budaya, bukan linguistik. Penutur bahasa Indonesia dan penutur bahasa Malaysia bisa saling mengerti, tetapi tetap dikatakan dua bahasa. Sedangkan bahasa Melayu yang dituturkan di Langkat (Sumatera Utara) sangat berbeda dengan bahasa Melayu yang digunakan oleh orang Manado (Sulawesi Utara), tetapi dianggap sebagai dialek.
- Jadi, mengapa Indonesia memiliki begitu banyak suku bangsa dan bahasa? Indonesia merupakan negara yang sangat luas; tepatnya negara terluas ke-13 di dunia. Luasnya Indonesia 1.990.250 kilometer per segi – lebih luas daripada Meksiko. Tetapi itu hanya luasnya daratan Indonesia. Karena Indonesia negara kepulauan maka kebanyakan wilayahnya laut. Jarak dari Sabang di Aceh hingga Merauke di Papua 5.245km. Bandingkan dengan jarak antara New York dan San Francisco yang hanya 4.139km.
- Indonesia juga memiliki beragam kondisi alam. Indonesia memiliki lebih daripada 15.000 pulau – 6.000 di antaranya berpenghuni. Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 99.083 km, daerah pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi, hingga rawa-rawa. Hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung, menjadi salah satu faktor penyebab keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.
- Suku-suku bangsa terbesar di Indonesia adalah:
- Orang Jawa kebanyakan berkumpul di pulau Jawa, akan tetapi jutaan jiwa telah bertransmigrasi dan tersebar ke berbagai pulau di Nusantara. Di Lampung, provinsi paling selatan di Sumatera, kebanyakan penduduk bukan orang Lampung melainkan orang Jawa.
- Sementara banyak suku-suku terpencil, terutama di Kalimantan dan Papua, memiliki populasi kecil yang hanya beranggotakan ratusan orang.
- Walaupun Indonesia merupakan negara yang sangat majemuk dengan begitu banyak suku bangsa dan bahasa, hampir semua warga Indonesia – lebih dari 94% – bisa berbicara bahasa Indonesia. Dalam hal itu Indonesia malahan lebih berhasil daripada Amerika Serikat yang 8% tidak bisa berbahasa Inggris!
1. Jawa 100 juta
2. Sunda 45 juta
3. Melayu 11,5 juta
4. Madura 7,2 juta
5. Betawi 6,9 juta
6. Minangkabau 6,6 juta
7. Bugis 6,4 juta
8. Tionghoa 5 juta
9. Banjar 4,2 juta
10. Batak Toba 4,1 juta
11. Bali 4 juta
12. Aceh 3,6 juta
Pemahaman
Kartu Bolak Balik
Make sure to study the following flip cards until no more card is left!
diversity
[q]suku
suku bangsa
ethnic group
[q]jumlah
[a]total; amount
[q] [a]to achieve; attain; reach
[q] [a]soul
[q]menetap
[a]to reside; stay; live
[q]sementara
[a]whereas
[q]menempati
[a]to occupy; inhabit
[q]menduduki
[a]to occupy; inhabit
[q]peringkat
[a]level; grade; rank; rating
[q]sesungguhnya
[a]really; actually; in fact
[q]melainkan
[a]but; on the other hand
[q]adat istiadat
[a]custom; tradition
[q]perbedaan
[a]difference
[q]perhiasan
[a]embellishment; jewellery
[q]masing-masing
[a]every; each; respectively; individually
[q]mirip
[a]similar
[q] [a]so that; to the extent that
[q]memperlihatkan
[a]to show; demonstrate
[q]akibat
[a]result; consequence; outcome; effect
[q]dianggap
[a]believed; considered
[q]berbagai
[a]several
[q]saling
[a]each other; mutually; reciprocal
[q] [a]to increase
[q] [a]to understand; comprehend
[q] [a]fact; realty
[q]penutur
[a]speaker
[q]kebanyakan
[a]majority; most
[q]jarak
[a]distance
[q]membandingkan
[a]to compare
[/qdeck]Nusantara
Nusantara is an Old Javanese term which initially referred to the conquered territories of the Majapahit empire. Majapahit existed from 1293 to circa 1527 and reached its peak of glory during the era of Hayam Wuruk, whose reign from 1350 to 1389 was marked by conquests that extended throughout Southeast Asia. Today, Nusantara is a popular synonym for Indonesia. The Old Javanese language was heavily influenced by Sanskrit, a classical language of South Asia that belongs to the Indo-Aryan branch of the Indo-European languages. The word Nusantara consists of two words: Nusa (islands) and Antara (between). The meaning of Nusantara is hence ‘archipelago’.
The word Indonesia is of Greek origin, and consists of indos (Indian) and nesos (islands). In pre- and early modern times, India referred to parts of East Africa, and West, South and Southeast Asia. Therefore Indonesia simply means Asian Islands.
The term Indonesia was coined by George Windsor Earl, a British ethnologist, in 1850, but was popularised by the German anthropologist Adolf Bastian of the University of Berlin through his book “Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipels” (1884–1894).
The term Indonesia was picked up by the Indonesian nationalist movement, and in 1926 it was decided that a future independent Indonesia should bear the name “Indonesia” and that is language should be Malay. In 1928, during the Second Youth Congress, it was decided that bahasa Melayu should be called bahasa Indonesia.
Keragaman dan Keberagaman
ke-…-an forms nouns from adjectives, verbs and other classes. Such nouns are generally of an abstract nature.
Most common are abstract ke-…-an nouns based on adjectives:
ke-…-an nouns can also be based on intransitive verbs:
The base can be a verb with prefix ber- or ter-. In this case the prefix remains:
ke-…-an nouns nouns can be based on nouns; this use is very productive and many forms are recent in the language. The ke-…-an forms in general mean ‘having to do with [base]’.
Ragam (variety) is a noun. Keragaman means ‘having to do with variety’ that is variety; diversity; or variation.
The noun ragam (variety) can be turned into an intransitive verb can by adding prefix ber-. The function of the prefix ber- when added to nouns is to denote possession (to have something). Beragam is then ‘having variety’ which is the same as ‘to be diverse’.
When ke-…-an is added to beragam, an abstract noun keberagaman with the meaning ‘diversity’ is formed.
There are a few cases in Indonesian where we have double forms such as keragaman and keberagaman. The meaning is essentially the same