AB

Disadur dari BBC News, 19 Oktober, dan Kompas Cyber Media, 21 Oktober 2004

Sakit Gigi Sebabkan Singa Memangsa Manusia?

[1] Seekor singa pemakan manusia yang dihubungkan dengan kematian sedikitnya 35 orang di Tanzania selatan, diduga memburu manusia karena sakit gigi.

[2] Menurut para ahli satwa liar, singa itu sepertinya mengganti menunya dari kerbau liar menjadi manusia karena daging manusia lebih lunak dibanding daging ker­bau, sehingga tidak menyakitkan bila dikunyah.

[3] Menurut berita, singa pemang­sa manusia yang mencari korban­nya di delapan dusun pinggiran Sungai Rufiji, selama periode 20 bulan, akhirnya ditembak oleh para penjaga taman nasional pada bulan April 2004, di wilayah sekitar 150 kilometer selatan kota Dar es Salaam.

[4] Singa pemakan manusia sesungguhnya bukan cerita baru di Tanzania. Sepertiga dari sekitar 200 orang yang dibunuh oleh binatang buas tiap tahun di Tanzania, menghadapi ajalnya karena diterkam singa.

[5] Cerita ini begitu mengejutkan karena banyaknya korban. Tidak pernah ada seekor singa yang memangsa begitu banyak korban.

[6] Oleh sebab itu, setelah sang pemangsa terbunuh, para ilmuwan mencoba mengetahui apa yang menyebabkannya membunuh begitu banyak orang. Akhirnya, mereka menyimpulkan bahwa singa pemangsa tersebut menderita sakit gigi.

[7] Saat kepala singa diperiksa, sebuah radang bernanah ditemukan di salah satu gigi gerahamnya, yang retak. “Singa ini mungkin merasa sakit, terutama saat mengunyah makanan,” kata Rolf Baldus, kordinator program satwa liar Jerman yang bekerjasama dengan pemerintah Tanzania untuk pelestarian satwa sejak 17 tahun terakhir.

[8] “Singa itu mungkin berhenti memburu hewan liar seperti kerbau karena dagingnya terlalu liat dan membuat gigi sakit bila dikunyah. Kebetulan singa itu menyadari bahwa manusia lebih mudah ditangkap dan dagingnya lebih empuk,” ujar Baldus.

[9] Tentu saja tidak ada bukti ilmiah mengenai teori sakit gigi ini. Salah satu sebabnya adalah perilaku singa-singa pemakan daging manusia yang sulit dianalisa dan diamati karena hewan-hewan ini jarang tertangkap.

[10] Salah satu fakta yang disetu­jui banyak ahli adalah kenyataan bahwa tidak hanya singa tua yang tidak lagi bisa berburu yang menjadi pemangsa manusia. Singa Rufiji contohnya, usianya baru tiga setengah tahun, yang untuk ukuran singa tergolong masih muda.

[11] “Singa ini mungkin diajari memburu manusia oleh induknya saat masih kecil. Sakit pada giginya sepertinya makin mendorong keinginannya untuk memangsa manusia,” kata Baldus.

[12] Perlu diketahui, populasi singa di Tanzania merupakan yang paling besar di Afrika. Hal ini disebabkan karena luasnya area perburuan singa serta kebijakan pemerintah yang melindungi hewan itu dan membatasi perburuan terhadapnya.

[13] Namun para ahli belum mengerti mengapa serangan singa terhadap manusia kebanyakan terjadi di selatan negara itu. Yang jelas, dengan ditembaknya singa Rufiji tidak berarti serangan terhadap manusia akan berhenti di wilayah itu. Hewan ini sepertinya sudah sepakat bahwa manusia adalah salah satu mangsa yang dagingnya lebih empuk.

(bbc.co.uk/wsn)

Foto: Selous Game Reserve. Atas: Sungai Rufiji. Bawah: Singa dengan mangsanya. Courtesy © Paul Hofmann

Daftar Kata

• Please note that all vocabulary items printed in bold may appear in an exam!
• The letter denotes that this word is predominantly used in the formal register.

1
ékor, se-	one (referring to animal)
singa	lion
makan, pe-	eater
manusia	human being
hubung, meng-kan	to connect
mati, ke-an	death
sedikit, -nya	at least
selatan	south
duga, men-	to presume
buru, mem-	to hunt, chase after
sakit gigi	toothache
2
ahli	expert
satwa	animal
liar	wild
ganti, meng-	to replace
kerbau	water buffalo
daging	flesh, meat
lunak	soft
sakit, meny-kan	painful
kunyah, meng-	to chew
3
berita	news
korban	victim
dusun	village far from urban areas
pinggir, -an	edges
wilayah	region
tembak, men-	to shoot
jaga, pen-	guard. Here: ranger
taman nasional	national park
kitar, se-	approximately, about
4
sungguh, se-nya	actually
tiga, seper-	a third
buas	wild
hadap, meng-i	to face
ajal	predestined hour of death, end
terkam, men-	to pounce on
5
kejut, meng-kan	startling
banyak, -nya	number of, amount, quantity
6
sang	honorific epithet or article
mangsa, pe-	predator
tahu, menge-i	to find out
ilmu, -wan	scientist
derita, men-	to suffer
7
saat	time, at the time when
radang	inflammation
nanah, ber-	suppurate, fester
gigi geraham	molar
retak	crack
lestari, pe-an	conservation
8
héwan	animal
liat	rubbery (of meat)
empuk	tender
9
bukti	proof
ilmiah	scientific
kena, meng-i	concerning
amat, meng-i	to observe
perilaku	behavior
10
setuju, meny-i	to agree to s.t.
nyata, ke-an	fact
usia	age
ukur, -an	measurement, norm, criterion, standard
golong, ter-	classified, belong to
11
induk	mother (usually only for animals)
dorong, men-	to push, motivate, provide the impetus
12
tahu, menge-i	to know, understand. perlu diketahui, it needs to be noted
bijak, ke-an	policy
lindung, me-i	to protect
batas, mem-i	to limit, restrict
buru, per-an	the hunt
13
mengerti, di-	be understood
serang, -an	attack
témbak, pen-an	shooting
pakat, se-	agree(d)

Harimau yang Memangsa Manusia

Transkripsi dialog antara Hesti Hapsari (Happy) dengan Setyo Anggorowati (Mamiek) mengenai harimau yang memangsa manusia di Dumai, Sumatra.

These vocabulary items are for your reference only. You do not need to memorise them.

Daftar Kata

This is the newspaper article that Happy read on the Internet.

Majalah Gatra, Januari 2005

Selama 2004, 18 Warga Dumai Tewas Dimangsa Harimau

Pekanbaru, 10 Januari 2005
Selama 2004 tercatat 18 warga yang bermukim di sekitar Hutan Senepis Kelurahan Batu Teritis Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai, Riau, tewas dimangsa harimau.

Kepala Unit Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Riau John Kenedie kepada Antara di Pekanbaru, Senin menjelaskan, pada kurun waktu 2004 masyarakat yang bermukim di perkampungan sekitar Hutan Senepis kerap diamuk harimau.

Satwa dilindungi itu sering masuk ke perkampungan penduduk mencari makanan berupa hewan ternak bahkan, memangsa manusia, ada juga yang menerkam penduduk kala merambah hutan di pesisir Timur Sumatra itu.

“Selama 2004 terdapat 18 warga yang meninggal sedangkan dalam masa lima tahun terakhir terdapat 40 warga yang tewas menjadi korban amukan harimau Senepis,” ungkap John seraya menambahkan, harimau juga banyak yang mati dibantai warga.

Ia mengatakan, hutan Senepis di Dumai merupakan habitat alami harimau Sumatera. Di hutan tersebut diperkirakan terdapat 43 ekor harimau.

Jumlah tersebut, menurut dia, baru hasil invetarisir KSDA, namun jumlah akurat belum ada, sebab diperkirakan jumlahnya jauh lebih banyak.

Menyikapi tingginya konflik harimau-manusia di hutan tersebut, pihaknya bersama pemerintah daerah telah mengusulkan ke pemerintah pusat agar kawasan hutan alami itu dijadikan sebagai kawasan konservasi harimau.

Atas usul pemerintah Kota Dumai, Gubernur Riau telah mengusulkan Hutan Senepis seluas 60.000 hektar sebagai Kawasan Suaka Margasatwa Harimau Sumatera yang telah diajukan kepada Menteri Kehutanan sejak setahun terakhir, katanya.

Ia menambahkan, dari 60.000 hektare kawasan hutan yang dicanangkan sebagai konservasi, yakni seluas 40.000 hektar sebagai kawasan inti dan 20.000 hektar kawasan penyangga.

Pengusulan pelepasan kawasan hutan Senepis telah disetujui Menteri Kehutan MS Ka`ban ketika datang ke Riau beberapa hari lalu, namun persetujuan tersebut belum diperkuat Surat Keputusan Menteri Kehutanan.

“Hingga kini belum ada ‘hitam di atas putih’ perihal kawasan konservasi Senepis, meski pak Menteri telah menyatakan persetujuannya,” ujar John.

Ia menjelaskan, jika kawasan hutan yang berada di perbatasan Kota Dumai – Kabupaten Rokan Hilir itu dijadikan kawasan konservasi maka pihaknya juga akan menempatkan gajah di hutan tersebut.

“Gajah dan harimau bisa hidup berdampingan,” katanya. Menurutnya, gajah di Riau juga kehilangan habitat dan sering konflik dengan manusia.

Menurut dia, jika hutan Senepis telah dilepas sebagai kawasan konservasi harimau maka akan dibuat perlakuan khusus di kawasan lindung itu, seperti membuat kanal sebagai pagar agar harimau tidak lagi menganggu perkampungan penduduk. Masyarakat pun tidak leluasa merambah Hutan Suaka Margasatwa itu. [TMA, Ant]

Kompas Cyber Media • Senin, 31 Mei 2004

Lingkaran Kemiskinan Para Pengisap Rokok

Berjualan Sate (Masdi Sunardi)

[1] SYUKUR (50) menghirup rokoknya dalam-dalam. Petang itu, sate ayam yang dijualnya masih 20 tusuk. Ia tinggal menunggu pembeli terakhir datang ke sudut Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, tempatnya mangkal setiap malam. “Saya sih ngrokok dari kecil. Kelas IV SD saja sudah ngantongi rokok,” katanya. Namun rokok tak dapat ditinggalkannya.

[2] Maklumlah, ia datang dari keluarga pedagang tembakau. Di tempat Syukur dibesarkan di Bangkalan, Madura, contoh datang dari kakek, ayah, dan paman-pamannya yang mengisap rokok setiap hari. Kini ia merokok dua bungkus sehari. Rokok keluaran raksasa industri rokok Indonesia itu, harga sebungkusnya Rp 6.500.

[3] Penghasilan keluarga Syukur hanya dari berjualan sate. Setiap hari, dengan dibantu istrinya, ia memotong tiga ekor ayam, menyiapkan lontong, bumbu kacang, sampai arang berikut tetek bengek pembungkus satenya. “Ayam sekarang mahal, Rp 65.000 satu ekor. Buat modal aja bisa hampir Rp 300.000,” papar Syukur.

[4] Padahal, pendapatan kotornya tak tentu. Kadang Rp 300.000, kadang Rp 400.000. Untung tipis – dari sisa pendapatan dikurangi modal – itulah yang digunakan menghidupi istri dan keempat anaknya.

[5] Bebannya sedikit berkurang manakala anak lelaki pertamanya – lulusan madrasah yang kini berumur 22 tahun – diterima bekerja di Manggala Wanabakti. Sayang, anak keduanya, juga laki-laki (20), baru keluar dari pekerjaannya. Beban tak jadi berkurang karena anak kedua ini kuat mengisap rokok.

Seorang tua menikmati rokok kretek (Hindrawan 2006)

[6] Anaknya yang terkecil berumur 9 tahun. Sedangkan satu-satunya anak perempuan, sekolah di SMEA. Pernah, anak itu butuh uang sekolah dan buku. “Saya tak ada uang, jadi terpaksa minta saudara di kampung. Lumayan, dikasih Rp. 150.000.”

[7] MASIH banyak yang serupa Syukur di Indonesia, mungkin dengan ekonomi lebih buruk. Ada tukang ojek, petani gurem, buruh bangunan, juga pengangguran. Dalam penelitian Poverty and Smoking oleh Martin Bobak dan kawan-kawan yang dipublikasikan Bank Dunia, memang disimpulkan bahwa merokok lebih sering ditemukan pada laki-laki miskin di berbagai negara di seluruh dunia.

[8] Kemiskinan ini secara bervariasi bisa dikelompokkan berdasarkan tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, maupun kelas sosialnya.

[9] Di Banglades misalnya, dalam hasil penelitian berjudul Hungry for Tobacco yang dipublikasikan PATH Canada bekerja sama dengan Work for a Better Bangladesh (Juli, 2000), disimpulkan memang tak pernah ada kata terlalu miskin untuk bisa merokok.

[10] Pada para penarik rickshaw di Dhaka, diketahui bahwa uang yang digunakan untuk membeli rokok menghabiskan sebagian besar penghasilan mereka. Karena budaya patriarki, mereka juga makan dengan kadar gizi lebih baik dibanding keluarganya. Akibatnya istri dan anak-anaknya bergizi kurang dan rentan penyakit.

[11] Di Indonesia, seperti diungkapkan Puguh B Irawan MA PhD, peneliti bidang sosial dan ekonomi Badan Pusat Statistik maupun dalam seminar Rokok dan Kemiskinan pekan lalu, prevalensi merokok ditemukan paling tinggi di antara penduduk berusia 15 tahun ke atas yang tidak sekolah dan tidak tamat SD (31,5 persen tahun 2003). Statistik Kesehatan 2001 juga menunjukkan, lebih banyak perokok ditemukan di pedesaan daripada di perkotaan.

Masyarakat miskin (Hindrawan 2006)

[12] Masalah ini memicu lingkaran setan kemiskinan, karena biaya rokok ini menyedot lebih banyak anggaran rumah tangga dibanding untuk membiayai kesehatan dan pendidikan. Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas Drs Arum Atmawikarta SKM MPH dalam seminar yang sama menyebutkan, dua sampai lebih dari empat pada 10 anak balita menderita gizi kurang di 72 persen kabupaten Indonesia. Data menunjukkan, pengeluaran untuk rokok memang lebih tinggi dibanding untuk membeli daging, susu, telur, dan buah. Apalagi untuk biaya kesehatan dan sekolah.

[13] Menteri Kesehatan Achmad Sujudi pernah mengakui, kondisi kesehatan anak Indonesia bahkan termasuk rendah di kelompok ASEAN. Mereka mengalami defisiensi yodium, zat besi, dan juga vitamin A. Padahal, semua ini terkait dengan pengembangan sumber daya manusia yang pintar dan kompetitif di masa depan.

[14] Anak-anak bergizi kurang, akan terseok-seok menghadapi persaingan. Tidak hanya dengan anak-anak yang beruntung dilahirkan oleh keluarga berpendidikan dan tidak memprioritaskan anggarannya untuk rokok, tetapi juga serbuan sumber daya global di dunia yang makin terbuka ini.

Kretek (Sembiring 2007)

[15] Karena gizinya kurang, mereka juga tak mampu mengikuti pendidikandengan baik. Akibatnya, anak-anak ini ketika dewasa tak mampu mengaksespekerjaan layak dan tak pernah bisa keluar dari jerat kemiskinan seperti orangtuanya. Padahal, saat ini saja barisan angka penduduk miskin di Indonesia diukur dengan pengeluaran Rp 118.000/kapita/bulan – sudah mencapai 37 juta orang.

[16] PEMERINTAH memang masih terbuai argumen klise industri rokok bahwa bila orang berhenti merokok maka begitu banyak pekerja pabrik rokok yang akan di-PHK. Mereka tak pernah menyebut, industri rokok makin banyak menggunakan mesin daripada tenaga manual. Petani tembakau pun sebenarnya bisa beralih ke tanaman hortikultur yang bernilai ekonomi tinggi.

[17] Prof dr FA Moeloek SpOG saat menjabat Menteri Kesehatan pernah menghitung, kerugian akibat merokok Rp 14,5 triliun atau delapan setengah kali pengeluaran pemerintah untuk sektor kesehatan, sementara cukai dari tembakau hanya Rp 2,6 triliun.

[18] Karena itu, Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang diperingati setiap 31 Mei, hari ini, kembali mengingatkan keterkaitan rokok dan kemiskinan. Apakah mereka yang miskin akan terus dibiarkan terpuruk? (nes)

Daftar Kata

• Please note that all vocabulary items printed in bold may appear in an exam!
• The letter denotes that this word is predominantly used in the formal register.

lingkar, -an	circle
isap, peng-	(derived from mengisap, to suck, inhale, smoke) pengisap rokok, smoker
1
hirup, meng-	to inhale (cigarette, etc.)
rokok	cigarette
dalam-dalam	deeply, very deep
petang	afternoon
saté	small pieces of meat roasted on skewer, satay, kebab
tusuk	skewer, stick
tinggal	nothing left to do but, all that’s left to do is
sudut	corner (i.e. ‘outer corner’ whereas pojok refers to ‘inner corner’)
pangkal, m-	(coll.) to have as one’s base of operations
rokok, ng(e)-	(coll.) to smoke s.t.
SD	[Sekolah Dasar] Elementary School
Kelas IV SD	Fourth Grade Elementary School
kantong, (me)ng-i	to pocket s.t. (figuratively)
2
maklum(-lah)	bear in mind, this is understandable since
dagang, pe-	trader, merchant
tembakau	tobacco
besar, mem-kan	to raise, bring up, rear
paman	uncle
isap, meng-	to suck, inhale, smoke
bungkus	pack
3
hasil, peng-an	income, earnings
jual, ber-an	sell for a living
lontong	rice steamed in a banana leaf (lontong sayur is a typical breakfast meal)
bumbu kacang	peanut sauce (for satay etc.)
berikut	together/along with
arang	charcoal
téték béngék	trivial matters and details of various kinds
buat	for (= untuk)
modal	financial capital, investment
papar	to explain
4
rupa, se-	same, similar
padahal	however, (and) yet, still, all the same, in fact, even though, notwithstanding the fact that, while (at the same time), whereas
pendapatan kotor	gross income
kadang	sometimes
untung	profit, gain
tipis	thin, slight (here: small)
sisa	rest, remnant, remainder, balance, leftover
hidup, meng-i	to maintain, support, provide sustenance for, take care of
5
beban	burden, load
manakala	when
lulus, -an	alumnus, graduate
madrasah	Islamic school
6
sedangkan	while (on the other hand)
SMEA	[Sekolah Menengah Ekonomi Atas] Business and Commerce High School
butuh	to need
paksa, ter-	be forced, compelled, have no choice but to
7
rupa, se-	similar, of the same kind
buruk	bad
ojék	motorcycle for public transport (the passenger sits behind the driver and is driven to his destination for a fee)
tukang ojék	driver of an ojék
petani gurem	small farmer
bangun, -an	building
buruh bangunan	construction worker
anggur, peng-an	unemployment, unemployed person
memang	indeed, truly, quite
simpul, meny-kan	to conclude
8
miskin, ke-an	poverty
dasar, ber-kan	be based on
tingkat	level
pendapatan	income
9
judul, ber-	entitled
10
budaya	culture
kadar	degree, level, amount
balita	BAwah LIma TAhun under the age of five, preschooler
gizi	nutrient
rentan	vulnerable, susceptible to (illness etc.), subject to, fragile
sakit, peny-	disease, illness
11
ungkap, meng-kan	to disclose, reveal, uncover
bidang	field, area of interest
Badan Pusat Statistik	[actually Biro Pusat Statistik/BPS] Central Bureau of Statistics
tamat	to finish, complete
12
picu, mem-	trigger
lingkar, -an	circle, cycle, circuit
sétan	Satan
lingkaran sétan	vicious cycle
sedot, meny-	suck
anggaran rumah tangga	household budget
banding, di-	compared (with)
biaya, mem-i	to finance, pay for, pay the expenses of
didik, pen-an	education
Bappenas	[Badan Perancang Pembangunan Nasional] National Planning Board
derita, men-	to suffer from
Kabupaten	regency , headed by a bupati
13
aku, meng-i	to confess, admit
ASEAN	[Association of South East Asian Nations] ASEAN.
alam, meng-i	to experience, meet with (difficulties). Here: to suffer
yodium	iodine
zat	substance. zat besi, iron (the mineral)
besi	iron
kait, ter-	terkait dengan, related to
kembang, peng-an	development
sumber daya manusia	human resource
14
séok-séok, ter-	stagger/stumble along, drag one’s feet, move slowly along
hadap, meng-i	to face
saing, per-an	competition
untung, ber-	lucky
serbu, -an	attack, rush
15
layak	proper, reasonable
jerat	trap, trick, ruse, snare, noose
baris, -an	rank, file, troops, forces
angka	number
ukur, meng-	to measure
keluar, peng-an	expenditures, expenses
16
buai, ter-	lulled
PHK	[Pemutusan Hubungan Kerja] lay-off
mem-PHK	(also mem-PHK-kan) to lay-off ( a worker), make s.o. redundant.
17
jabat, men-	to hold (an office)
cukai	duty, toll, tax
18
ingat, memper-i	to observe, remember, be reminded of
kembali	again
ingat, meng-kan	to remind s.o. of, recall, bring to someone’s mind, be reminiscent of
kait, keter-an	interrelatedness
biar, mem-kan	to leave alone, leave as-is
puruk, ter-	to be out of sight, buried

These vocabulary items are for your reference only. You do not need to memorise them.

Daftar Kata

Tempo (13) 2004, 19 Desember 2004, hal. 62

Rokok Pangkal Bodoh

Seorang laki-laki tua menikmati rokoknya.

[1] Wahai para perokok, sadarlah. Kualitas otak menurun bila Anda terus tenggelam dalam kecanduan rokok. Sel-sel otak digerogoti, hingga tingkat intelegensia (IQ) pun anjlok. Begitulah hasil riset yang dilakukan tim ilmuwan dari Universitas Aberdeen, Skotlandia.

[2] Tidak tanggung-tanggung, demi mendapatkan gambaran komprehensif, riset berlangsung selama 60 tahun. Para ilmuwan dalam riset ini dipimpin oleh Profesor Lawrence Whalley dari Departemen Kesehatan Mental, Universitas Aberdeen, Skotlandia. Mereka meneliti kemampuan kognitif dari 465 orang relawan yang separuh di antaranya adalah perokok.

[3] Pada 1947, para responden, yang saat itu berumur sekitar 11 tahun, menjalani tes kognitif yang pertama. Tes meliputi uji kemampuan verbal, daya ingat, daya analisis, kecepatan memproses informasi, dan kemampuan mencapai keputusan. Tes serupa diulang pada tahun 2000-2002, ketika responden berusia sekitar 64 tahun.

[4] Hasilnya, seperti dilaporkan BBC Health News, pekanlalu, para perokok memiliki kemampuan kognisi yang lebih buruk dibanding mantan atau orang yang tidak pernah merokok. Menurut Whalley, hal ini terjadi karena sel saraf atau neuron otak amat peka terhadap radikal bebas yang dikandung rokok. Jadi, “Neuron mereka banyak yang rusak berat dan susah menjalankan fungsinya dengan baik,” kata Whalley.

Foto: Seorang perokok tua di Jawa Tengah (© Hindrawan 2006).

Daftar Kata

• Please note that all vocabulary items printed in bold may appear in an exam!
• The letter denotes that this word is predominantly used in the formal register.

1
wahai	Oh! (particle to draw attention)
para	collective plural marker referring to people who comprise a group
rokok, pe-	smoker
otak	brain
turun, men-	to descend, decline, go down
bila	if
tenggelam	to sink, disappear
candu, ke-an	addiction
gerogot, meng-i	to gnaw on
hingga	so that
tingkat	level
anjlok	to plummet
riset	research
ilmu, -wan	scientist
2
tanggung-tanggung	halfway, halfhearted (typically only used in the negative)
demi	for the sake of
gambar, -an	illustration
langsung, ber-	take place
sehat, ke-an	health
teliti, men-	to research s.t.
mampu, ke-an	ability
réla, -wan	volunteer
paruh, se-	half
antara	di ~nya, among them
3
jalan, men-i	to undergo. Here: take (a test)
pertama	the first
liput, me-i	to include
uji	experiment, test
daya	capacity
ingat	to remember, recall
daya ingat	memory
cepat, ke-an	speed
capai, men-	to reach
putus, ke-an	decision
rupa, se-	similar, likewise
usia, ber-	attain the age of
4
pekan	week
milik, me-i	to have, own
buruk	bad
mantan	former
saraf	nerve
peka	sensitive
radikal bebas	free radical
kandung, meng-	to contain
rusak	damaged, broken
susah	difficult, having trouble

KOMPAS, Selasa 31 Agustus 2004

Bau Kencing Kuda di Monas

Bau Kencing Kuda (Masdi Sunardi)

[1] Kuda memang kalau kencing di sembarang tempat bila dia sedang istirahat. Saisnya juga tak bisa mengetahui kapan kudanya akan kencing. Apalagi harus menahan agar kudanya tidak kencing di sembarang tempat.

[2] Tak heran, kalau kawasan di sekitar Tugu Monumen Nasional (Monas) itu sekarang menebarkan aroma tak sedap. Maklum setiap hari Sabtu dan Minggu atau hari libur, ada belasan delman yang beroperasi untuk sarana angkutan sekaligus rekreasi di kawasan yang sudah dipagar tinggi oleh gubernur Sutiyoso itu.

[3] Aroma kencing kuda delman itu setidaknya dikeluhkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata I Gde Ardika di depan pimpinan dan karyawan hotel-hotel Accor se-Jabotabek yang sedang menyelenggarakan kegiatan membersihkan Kebun Raya Bogor (KRB), Senin (30/8) pagi.

[4] Ardika menyebutkan, Monas sekarang setelah dipagar dan ditata oleh Pemda DKI Jakarta, tampak jauh lebih tertib dibandingkan dengan sebelumnya. Kendati demikian, sampah masih berserakan setiap Sabtu malam dan Minggu pagi. “Hal ini sudah saya sampaikan kepada Pemda DKI,” kata Ardika.

[5] Namun, kata Ardika di hadapan pimpinan dan ratusan karyawan hotel Accor se-Jabotabek dan undangan lainnya, yang lebih menyedihkan adalah aroma tak sedap dari kencing kuda delman yang mangkal di Monas.

I Gede Ardika Minister for Culture and Tourism of the Republic of Indonesia

[6] “Aroma kencing kuda di Monas luarbiasa baunya. Karena kuda itu memang tidak diajari di mana dia boleh kencing dan di mana tidak boleh,” kata Ardika yang selalu hadir dalam kegiatan “A Tree for A Child” yang digelar Accor Indonesia.

[7] Di depan Kepala KRB Dr Irawati dan Kepala kantor Pengendalian Lingkungan Hidup Pemkot Bogor Indra M Roesli, yang mewakili Wali Kota Bogor, Ardika mengharapkan kegiatan yang dilaksanakan ratusan karyawan dan staf Accor Indonesia ditindaklanjuti dengan program lanjutan bersama antara Accor Indonesia dengan KRB dan pemkot Bogor.

[8] “Mari kita berupaya agar tidak hanya sekedar membersihkan sampah di KRB ini, tetapi kita membuat program mendidik masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Mari kita buat program dalam setahun ke depan agar para petugas kebersihan KRB di sini kerepotan mencari sampah yang harus dibersihkan karena tak menemukan sampah secuil pun di KRB yang kita cintai ini, karena pengunjungnya dapat kita sadarkan, dan dapat kita ajak rasa tanggung jawabnya memelihara kebersihan, keindahan KRB ini,” katanya.

[9] Ardika juga menyatakan pihaknya akan mendukung dengan membuat program-program agar tahapan demi tahapan masyarakat yang berkunjung ke KRB diberi penyadaran rasa tanggung jawab untuk menjaga KRB ini, setidaknya untuk tidak membuang sampah sembarangan. Dengan demikian sedikit demi sedikit terbentuk budaya masyarakat bersih.

[10] “Itulah yang kita sebutkan pariwisata membangun bangsa, membangun budaya, dan jati diri bangsa. Dengan hal kecil seperti ini, kita secara nyata dapat menyumbangkan peran konkret, bagaimana pariwisata memberikan kontribusi di dalam pembangunan budaya masyarakat kita,” katanya.

Daftar Kata

• Please note that all vocabulary items printed in bold may appear in an exam!
• The letter denotes that this word is predominantly used in the formal register.

Kompas, 17 Januari 2005

Benteng Pelindung itu Runtuh Sudah

Muara sungai dengan hutan bakau yang sebagian sudah rusak. Padang, Sumatra Barat.

[1] Salah satu penyebab masuknya serbuan gelombang tsunami ke daratan wilayah Nanggroe Aceh Darussalam hingga beberapa kilometer pada 26 Desember 2004 adalah kurangnya jalur hijau atau vegetasi di pantai barat Aceh.^[1] Wilayah pantai itu tidak lagi memiliki hutan bakau atau mangrove yang berfungsi untuk penahan ombak (Kompas, 3/1).

[2] Rusaknya atau hilangnya hutan bakau di kawasan pantai tidak hanya terjadi di pantai barat Aceh, tetapi juga terjadi di sebagian besar kawasan pantai di Indonesia. Seperti di Jawa Tengah, saat ini sekitar 66,85 persen atau sekitar 1.219 hektar hutan bakau di Jawa Tengah dalam kondisi rusak, terutama yang berada di pantai utara Jawa.

[3] Kerusakan hutan bakau yang merupakan benteng pelindung kawasan pantai tersebut hampir semua akibat ulah manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Desakan kebutuhan ekonomi mendorong manusia membabat hutan bakau untuk dimanfaatkan sebagai kayu bakar atau arang, maupun untuk perluasan areal tambak.

[4] Pembabatan hutan bakau besar-besaran terjadi saat booming udang windu pada tahun 1980-an. Pada saat itu tambak terbuka memiliki konsep tidak boleh ada tanaman seperti bakau, atau tanaman pantai lainnya.

[5] Pola tambak seperti ini didukung penuh oleh pemerintah. Namun, areal tambak yang dulu menghasilkan berton-ton udang windu, sekarang ini tinggal kenangan. Tidak kurang dari 400 hektar tambak milik warga sejak tahun 1987 sedikit demi sedikit terkikis gelombang air Laut Jawa, dan semakin menjadi-jadi sejak tahun 1991. Tambak-tambak tersebut saat ini telah berubah menjadi laut! Hal itu terjadi karena hilangnya hutan bakau yang seharusnya bisa berfungsi menahan gelombang air laut agar tidak mencapai daratan. Kerusakan pantai seperti itu juga terjadi di berbagai tempat di Indonesia.

[6] Ahli ekologi bakau Universitas Diponegoro Dr Rudhi Pribadi mengemukakan, bencana tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara hendaknya mengingatkan kita akan pentingnya hutan bakau. Apalagi setidaknya ada 10 wilayah tsunami di Indonesia.

[7]Menurut Rudhi, perlu ada kesadaran masyarakat akan pentingnya hutan bakau di kawasan pantai. Selain dapat menahan gelombang tsunami, hutan bakau juga bermanfaat mencegah pengikisan pantai, stabilisasi sedimen, juga tempat berkembang biak dan berlindung biota laut yang bisa bermanfaat bagi warga di sekitar pantai.

Disadur dari https://www.kompas.com/kompas-cetak/0501/17/teropong/1499510.htm

^[1] Refer to Kegiatan 2a if you have difficulties understanding this rather complex sentence.

Foto: © Sembiring 2004
Sumber: www.kompas.com/kompas-cetak/0501/17/teropong/1499510.htm

Daftar Kata

• Please note that all vocabulary items printed in bold may appear in an exam!
• The letter denotes that this word is predominantly used in the formal register.

1
bénténg	fortification, fortress
lindung, pe-	protector, guard
runtuh	collapse, disintegrate, fall apart. ~ sudah (see the explanation below))
sudah	Normally sudah preceeds the word it modifies, i.e. sudah runtuh ‘has already collapsed’. In rare cases sudah can follow the word it modifies, indicating that the action is irreversible, i.e. runtuh sudah ‘has collapsed for ever’.
salah satu	one of (two or more)
sebab, peny-	cause
masuk, -nya	penetration (cf Kegiatan 2a)
serbu, -an	attack
gelombang	long rolling waves
darat, -an	land (as opposed to ocean)
wilayah	(administrative) district
lagi	again, tidak lagi, no longer
bakau	mangrove
kurang, -nya	the lack (of). (cf. Kegiatan 2a)
jalur	jalur hijau, green belt
tahan, pen-	s.t. which holds back, protects against
ombak	wave, surf
penahan ombak	breakwater
2
rusak, -nya	destruction (cf. Kegiatan 2a)
hilang, -nya	loss (cf. Kegiatan 2a)
kawasan	district, region, area
saat	saat ini, at this moment
kitar, se-	approximately
66,86	66.68 [66,68 is read as enam puluh enam koma delapan puluh enam. Indonesian uses a decimal comma rather than a decimal point!]
persén	percent
héktar	hectare
utama, ter-	especially, principally, particularly, primarily
3
akibat	consequence, outcome
ulah	comportment, behavior, caprice
manusia	men, mankind
baik … maupun	both … and
cara, se-	in a … manner. Secara can adverbalise adjectives (cf. Sneddon 2.169)
langsung	direct. ~ langsung directly
desak, -an	urge
butuh, ke-an	need
dorong, men-	to push
babat, mem-	to clear (a forest), to fell
manfaat, me-kan	to utilise
arang	charcoal
kayu bakar	fire wood
luas, per-an	expansion
aréal	area, site
tambak	aquaculture pond
4
babat, pem-an	clearing, felling
besar, 2-an	large scale, massive
udang	shrimp
windu	udang windu, k.o. shrimp
tanam, -an	plant
5
pola	pattern
dukung, men-	to support
hasil, meng-kan	to produce
ton, berton-ton	in tons, by the ton, tons and tons
kenang, -an	remembrance, recollection. Here: a memory from the past
milik	owned by
warga	resident, members of the (local) community
sedikit demi sedikit	bit by bit, gradually, progressive
kikis, ter-	eroded
makin, se-	to keep on, do s.t. more and more, increasingly
jadi, menjadi-jadi	to increase, get worse
ubah, ber-	berubah menjadi to change/turn into
harus, se-nya	should have (but didn’t)
tahan, men-	to hold back, constrain
capai, men-	to reach
6
ahli	specialist
muka, menge-kan	to bring forward, utter, express. Here: he said
bencana	natural disaster
hendak, -nya	should
ingat, meng-kan	to remind
akan	for (the purpose of). The preposition akan should not be confused with the temporal marker akan.
penting, -nya	importance
tidak, se-nya	at least
wilayah	region, district, zone
7
sadar, ke-an	awareness
akan	for (the purpose of)
kesadaran akan pentingnya	an awareness for the importance of
manfaat, ber-	useful
cegah, men-	to prevent
kikis, peng-an	erosion
kembang-biak, ber-	to breed
lindung, ber-	to seek shelter, protection

Fungsi Hutan Bakau

Pantai dengan terumbu karang dan hutan bakau (Shutterstock).

These vocabulary items are for your reference only. You do not need to memorise them.

Daftar Kata