Fill in the Blank - Isian

Show Word List
[1]“Nani?”
“Ya. Ini Nani. Lupa ya!?”
Tidak ada yang percaya. Beberapa saat kemudian baru ada yang ? lalu datang pada Nani. Mereka bersalaman dan mencium Nani dengan kaku, seolah-olah mereka bertemu dengan orang lain, orang asing.
“Kenapa, kalian kok kaku sekali?” tanya Nani ?.

[2]Semua tersenyum kaku, tidak mau Nani merasa tersinggung. Tetapi Nani, yang pernah menjadi Ratu Kebaya itu, sudah merasa kecewa. Ia tidak lagi merasa senang dan bangga. Ia ?; apakah hidungnya tiba-tiba sudah ? kembali karena perubahan iklim? Cepat-cepat ia ke kamar kecil untuk melihat mukanya di dalam kaca.


[3]Tetapi hidung baru Nani tetap di situ, berdiri tinggi di tengah-tengah mukanya. Nani melihat di kaca itu wajah seorang bintang film, paling sedikit cover girl pada sebuah majalah wanita. Ia ? rambut dan memakai make-up, lalu ? lipstik. Dia kelihatan lebih keren lagi, seperti potret boneka cantik.

[4]Dengan ? baru, Nani keluar lagi. Tetapi teman-temannya masih terus saja kaku. Mereka tidak mau melihat pada Nani. Nani menjadi ? kesal.

“Ada apa, sih? Kalian kenapa kaku begini, apa yang salah?” katanya dengan kesal.
Tidak ada yang memberikan ? yang jujur. Mereka hanya tersenyum kaku.

[5]Baru setelah sampai di rumah, Nani lebih terkejut lagi. Pembantu rumahnya berdiri di depan pagar rumah. Ketika pintu mobil dibuka, ? latah berteriak:

“Aduh, Bu Nani, kenapa jadi seperti Petruk!”
Nani heran. Darah langsung naik ke kepalanya. Ia marah pada pembantu yang sudah dua tahun ?nya itu. Lalu pembantu itu dipecat, disuruh segera keluar saja dari rumah itu.

[6]Masih marah, Nani masuk kamar. Seorang teman baik datang. Ia mencoba berbicara baik-baik dengan Nani.

“Habis, kamu sendiri yang salah! Apa yang kamu lakukan dengan hidungmu ? jadi seperti Pinokio begitu?” kata temannya itu.
Nani menjadi lebih marah lagi. Ia berteriak-teriak. Temannya disuruh pergi. Ia lalu menutup semua pintu dan minum obat tidur.


[7]Ketika ia bangun, lima jam kemudian, hari sudah malam. Ia segera berdiri di depan kaca dan ? lampu. Sekarang jelas, hidungnya memang terlalu panjang. Rupanya dokter itu sudah memakai nilai ? Eropa. Hidung itu jadi berdiri sendiri, tidak sesuai dengan wajahnya.


[8]Nani langsung menangis. Tetapi menangis itu tidak ?. Hidungnya tidak kembali seperti dulu. ?nya jatuh. Ia membersihkan hidungnya dengan tangan, tetapi kemudian ia terkejut, lalu cepat-cepat menurunkan tangannya kembali. Ia takut, kalau hidungnya dipegang mungkin akan menjadi lebih panjang lagi.


[9]Hampir satu bulan Nani tidak ? keluar rumah. Waktu tetangga datang ke rumahnya, Nani tidak membuka pintu. Ia hanya mau berkomunikasi melalui telepon. Kalau mau keluar rumah, ia menunggu sampai malam, lalu pergi ?. Ia tidak mau bertemu dengan teman-temannya, ia mau sendirian saja. Tetapi keadaan itu membuat semua orang ingin melihat hidungnya.


[10]Dua bulan kemudian Nani sudah tidak kuat lagi. Pada suatu hari, pagi-pagi sekali, ia kelihatan lagi di bandar udara Soekarno-Hatta, membawa tiket ke Jepang. Teman yang bisa berbahasa Jepang juga ikut dengan Nani ke Jepang untuk ? dokter baru yang bisa membuat hidungnya kembali agak kecil sedikit.


[11]Di Tokio, di depan dokter Jepang yang paling ?, Nani menangis minta tolong. Ia ingin kembali menjadi benar-benar seperti wanita timur.

“Saya sudah salah minta hidung panjang,” kata teman Nani ? permintaan Nani. “Ternyata hidung ini menjadi barang asing di muka saya. Penampilan saya menjadi ?. Bisnis saya tidak berjalan dengan baik karena hidung saya terlalu panjang. Saya minta supaya dokter memperbaiki hidung saya sehingga tetap ?, tetapi sesuai dengan nilai kecantikan wanita Timur. Dokter mengerti?”
“Lebih dari mengerti. Bukan hanya Anda yang mengalami hal seperti ini. Banyak sekali orang datang ke sini karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh dokter-dokter Barat. Di Barat, mereka bekerja ? memperhatikan perasaan. Orientasi mereka hanya kepada budaya mereka sendiri, karena mereka berpendapat hanya orang Barat yang membuat nilai. Kalau mereka ? dengan orang Timur mereka selalu membuat kesalahan besar, karena mereka tidak tahu bahwa dunia Timur juga mempunyai nilai-nilai yang besar yang mungkin sangat berbeda dengan nilai mereka. Karena itu, sudah waktunya kita berhenti ikut ? Barat. Bangsa Timur memiliki nilai budaya yang tinggi. Sebagai orang Timur kita harus melihat ke Timur, jangan ke Barat.”
“Jadi bagaimana, Dokter? Bisa?”
“Tentu saja bisa. Tetapi kecantikan bukan hanya masalah fisik, tetapi juga masalah estetika, moral dan filsafat hidup. Ini masalah yang ? dan harus dipikirkan baik-baik. Saya tidak mau membuat kesalahan seperti yang dibuat oleh dokter dari Barat itu, Nani-san. Saya perlu waktu beberapa lama untuk memeriksa wajah Anda! Di samping itu, Anda harus percaya pada saya.”
“Saya percaya.”

[12]Dokter lalu memeriksa wajah Nani. Setelah membuat analisa yang baik, ia ? untuk melakukan operasi. Sekali lagi Nani diberi formulir untuk dibaca dan ditandatangani yang menunjukkan bahwa ia ? dengan operasi itu.

“Baca baik-baik, kalau sudah mengerti isinya baru ditandatangani,” kata dokter.
Tapi Nani tidak mau membuang waktu membaca. Ia langsung ?. Terpaksa dokter membacakan isi formulir itu kembali supaya Nani benar-benar mengerti isinya. Setelah itu, dokter bertanya sekali lagi, apakah benar-benar Nani mau dioperasi. Walaupun Nani mengatakan “ya”, dokter masih belum puas. Ia minta supaya Nani menandatangani formulir itu sekali lagi.


[13]Lalu operasi dilakukan. Dokter bekerja dengan ?. Ia memotong sebagian dari hidung Nani sehingga hidung itu menjadi lebih kecil dan sesuai dengan wajahnya. Wajah Nani langsung berubah. Ia tidak lagi kelihatan seperti boneka, tapi benar-benar kecantikan yang hidup. Dokter memandang kepada pembantunya, dan pembantu kembali memandang kepada dokter. Kelihatannya mereka ?. Wajah Nani dengan hidungnya yang baru sudah kembali cantik. Dokter senang sekali, seperti seorang seniman yang senang dengan hasil kerjanya.


[14]Karena ia senang sekali dengan hasil kerjanya sendiri, dokter itu lalu ingin memberikan “bonus” kepada Nani. Ia memperhatikan wajah Nani. Dilihatnya wajah Nani belum betul-betul sesuai dengan ? kecantikan Timur. Matanya terlalu besar. Lalu, atas inisiatifnya sendiri, dokter itu juga membuat perubahan pada mata Nani. Mata itu dioperasi, ? sedikit, dibuat lebih kecil sehingga menjadi sipit seperti mata orang Jepang.