Di dalam teks yang akan kita baca dikatakan bahwa iklan seperti yang tadi kita tonton hanya mungkin ada di Indonesia. Alasannya hanya di Indonesia ada susu khusus untuk perempuan hamil dan ibu yang menyusui. Apakah benar?
Kalau memang benar apa kira alasan maka produk seperti itu diperjualbelikan di Indonesia?
Bacaan
Ibu Hamil Tak Perlu Konsumsi Susu Khusus Ibu Hamil
Saat ditanya soal kebenaran informasi tersebut, ia menjawab sekadartahu dari iklan-iklan promosi susu ibu. Meski menelan banyak zatgizi, ia tak takut gemuk, sebab, kata Neni, konsumsi makan ibu hamil dibagi untuk dua orang. Namun, menjelang kelahiran, ia malah diminta dokter untuk berdiet karena kelebihan berat badan.
Padahal, konsumsi susu pada ibu hamil tak diperlukan apabila gizi makanan telah terpenuhi. Dokter Utami Roesli, Ketua Sentra Laktasi Indonesia bahkan menyatakan susu ibu hamil tak berbeda dengan susu jenis lainnya. Merek “susu ibu hamil”, kata Utami, hanya ada di Indonesia.
“Lemak sapi itu berikatan pendek, makanya perlu menambahkan DHA dan AHA. Masalahnya, zat itu tidak diserap dengan bagus karena merupakan tempelan,” kata dokter Utami. Ia melanjutkan, berdasarkan 16 penelitian, susu yang diberi tambahan AHA dan DHA tidak menambah kepandaian anak.
Iklan susu dengan bermacam-macam jenis. Seperti susu anak dengan klasifikasi umur tertentu, susu diet, susu pria berotot, susu ibu hamil, dan susu ibu menyusui, menurutnya, hanya merupakan strategi penjualan. Sebab, resolusi World Health Assembly (WHA) pada sidang pleno Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mei 2015 melarang iklan susu formula bagi anak di bawah tiga tahun. Indonesia turut menandatanganinya. Aturan itu jelas berdampak pada penjualan perusahaan.
Penerapan aturan tersebut mendapat pertentangan keras, terutama dari pengusaha industri susu. Dampaknya, peraturan beriklan susu di Indonesia menjadi lebih longgar. “Ini memang ada pertentangan kepentingan. Mengapa kita mau dibodoh-bodohi seperti itu?” tanyanya.
Committee on Nutritional Status During Pregnancy and Lactation menyatakan standar kenaikan berat badan pada ibu hamil sekitar 7 kg sampai 18 kg. Untuk ibu gemuk dengan body mass index (BMI) lebih besar dari 26-29, pertambahan berat badan ideal sekitar 7 hingga 11,5 kg. Untuk ibu normal dengan BMI 19,8-26 maka pertambahan standarnya 11,5–16 kg. Untuk ibu kurus yang angka BMI-nya kurang dari 19,8, pertambahan standar berkisar antara 12,5 kg sampai 18 kg.
Pola ideal dari peningkatan berat badan selama hamil adalah 1–2 kg selama trimester pertama. Diikuti dengan peningkatan rata-rata 0,4 kg per minggu selama akhir trimester kedua. Selama trimester kedua, umumnya peningkatan berat badan menandakan peningkatan volume darah, pembesaran payudara, rahim, dan berhubungan dengan jaringan dan cairanserta simpanan lemak ibu hamil.
Peningkatan berat badan yang tidak sesuai atau lebih dari 1 kg per bulan selama trimester kedua dan ketiga, bahkan peningkatan berat badan berlebihan (lebih dari 3 kg per bulan), harus dievaluasi. Dan, ibu yang mengalaminya perlu mendapatkan konseling nutrisi.
Maka, sebaiknya ibu hamil makan secukupnya sesuai dengan kebutuhan selama kehamilan. Keperluan zatgizi tambahan pada kehamilan dimuat dalam risalah Widya Karya Pangan dan Gizi VI. Ibu hamil cukup menambah kalori sebanyak 285 kal, protein sebanyak 12 g, kalsium 400 mg, zat besi 20 mg, vitamin A 200 RE, thiamin 10,2 mg, riboflavin 0,2 mg, Niacin 1 mg, vitamin C 10 mg, dan vitamin D 10 μg.
Departemen Kesehatan tahun 2014 juga merilis zatgizi yang diperlukan ibu pada trimester ketiga, yakni energi 300 kal, protein 20 g, lemak 10 g, karbohidrat 40 g, serat 4 g, dan air 300 mL. Vitamin yang dibutuhkan adalah vitamin A 350 μg, vitamin B1 0,3 mg, vitamin B2 0,3 mg, vitamin B3 4 mg, vitamin B5 1 mg, vitamin B6 0,4 mg, folat 200 μg, vitamin B12 0,2 μg, kolin 25 mg, dan vitamin C 10 mg.
Terakhir adalah angkakecukupan mineral: kalsium 20 mg, magnesium 40 mg, mangan 0,2 mg, tembaga 100 mcg, kromium 5 μg, besi 1 mg, iodium 70 μg, seng 1 mg, dan selenium 5 μg.
Dalam risalahPedomanGizi Seimbang (PGS) Depkes dinyatakan nasi seberat 100 gram setara 3/4 gelas memiliki 175 kalori, 4 g protein, 40 g karbohidrat. Maka setidaknya ibu hamil harus mengonsumsi tambahan nasi sebanyak 1 1/4 gelas. Lalu kandungan zatgizi tempe sebanyak 2 potong sedang adalah 6 gram protein, 3 gram lemak, dan 8 gram karbohidrat. Jadi, ibu hamil perlu untuk menambah konsumsi tempe sebanyak 6 potong sedang atau yang setara dengan asupan itu.
Bagaimana dengan asam folat yang penting dikonsumsi pada masa awal kehamilan? Asam folat dapat diperoleh dari kubis, juga brokoli. Jika tak yakin dengan nutrisi yang Anda konsumsi, dokter kandungan biasanya meresepkan suplemen asam folat yang harganya murah. Susu tentu boleh diminum jika Anda memang doyan. Namun, itu bukanlah kewajiban.
“Tidak perlu minum susu, karena mamalia lain saat hamil juga tak minum susu,” kata dokter Tami.
(tirto.id – adi/msh)
Latihan Pemahaman
Please note that you have to use the blue arrow button, or the navigation dots, to progress from one exercise to the other!
Kosa Kata Penting
Kandungan
The word kandungan has 3 meanings: 1. content, 2. womb, and 3. fetus. The fetus is also known as janin, and the womb as rahim — both are Arabic loanwords. The word for ‘pregnant’ is either mengandung, which also means ‘to contain’ or hamil, which is also a loanword from Arabic. There is also a third word for ‘pregnant’ which is bunting, but this word is considered rude as it is mainly used for animals.
Susu
The Indonesian-Malay language has four words for the female breast: susu, tetek, payudara, and buah dada. As we have seen with kandungan, the container (womb) and the content of the container (the fetus) have the same name. The same is also true for the female breast: The word susu does not only refer to female breast, but also to it’s content, the milk.
Payudara is a rather formal word, and mainly used in scientific and medical contexts. Both susu, and the rather poetic expression buah dada (fruit of the chest) can be used in most contexts whereas tetek is mainly used in colloquial speech, and may even sound slightly rude.
Verbal forms are only derived from susu and tetek: menyusui (to breastfeed), menetek (to suckle, feed), and meneteki (to breastfeed). The terms that are by far the most common ones are menyusui and the colloquial form netek.
The prefixes pra- and pasca- are relatively new, and are – just like tuna- (without), maha- (super-, great), and antar- (inter-) – derived from Sanskrit.
Even though these prefixes are frequently used, and the official Kamus Besar Bahasa Indonesia clearly denotes them as prefixes, they are often written as separate words. A Google search conducted on 11/2/2018 resulted in 4,710 hits for the correct phrase penanganan pascapanen padi (rice postharvest handling), but 15,800 hits for penangananpasca panen padi! Pasca, furthermore, is often wrongly pronounced ‘paska’.
Frasa yang Berguna
Bacalah frasa bahasa Inggris di bawah ini dan cobalah menebak artinya dalam bahasa Indonesia. Tekan “Balik” untuk memeriksa jawaban Anda. Kemudian carilah frasa tersebut di dalam konteks.
Padan Kata
Tulislah padanan kata untuk kosa kata di bawah ini. Padanan kata dapat dicari di dalam teks.
MeN-
When the prefix meN- is attached to bases beginning with the three plosives p, t, and k, or with s, initial p, t, k, and s are replaced by the nasals m, n, ng, and ny. Pukul becomes memukul, tulis becomes menulis, kirim becomes mengirim, and sapu becomes menyapu.
An exception is sometimes made with words borrowed from other languages, and initial p, t, or k may be retained. It is quite common to encounter mengorupsi besides mengkorupsi, and mensukseskan next to menyukseskan. A Google search conducted on 1 March 2018 found 1,530,000 occurrences of mensukseskan while menyukseskan was with 1,310,000 results slightly less popular, and mengkorupsi is also slightly more popular than mengorupsi. Other Dutch loanwords such as menyekrup from sekrup (screw), memotret from potret (photograph), or menelpon from telpon (telephone) have become so strongly Indonesianised that the initial consonants are almost always dropped. There is a growing tendency, strongly supported by Pusat Bahahsa, to treat foreign loanwords equal to native Malay words. Mengonsumsi, a Dutch loanword, is still often written mengkonsumsi. Not only European loanwords are perceived as foreign, initial p, t, k, and s can also be retained with loanwords from Sanskrit, Arabic, and even from other Indonesian languages. In terjemah (Arabic) and pengaruh (Sundanese) the initial consonant is often retained even though this is now officially considered substandard.