AB

«AnekaBaca» – an e-Learning Textbook for Intermediate Indonesian (CEF B1-B2)

Kegiatan 1 — Forum Diskusi

shutterstock

1. Di negara Anda, apakah ada binatang yang jumlahnya semakin berkurang?
2. Mengapa jumlahnya berkurang?
3. Menurut Anda, apa yang harus dilakukan untuk hewan-hewan yang jumlahnya tinggal sedikit?
4. Lihat gambar ini. Hewan apa itu? Kira-kira, artikel ini tentang apa? Ada informasi apa saja dalam artikel? Tulislah prediksi Anda!

Bacaan (Reading)Dengarkan (Listen)Daftar Kata (Word List)

Kegiatan 2 — Membaca

Dengarkan rekaman ini dan baca artikel berikut dengan menggunakan daftar kata.Listen to the sound file and read the article. Consult the word list if needed.

Tinggal 25 Tahun

Babi Rusa (shutterstock)

Tempo 7 April 2000

[1] Babi rusa dengan babi (biasa) sebenarnya gampang dibedakan. Babi rusa memiliki taring yang melingkar tepat di depan mata. Sementara babi suka mengais-ngais tanah mencari akar-akaran, babi rusa gemar makan buah dan larva kumbang. Tak mengherankan jika hewan itu disebut setengah rusa karena sistem pencernaannya serupa rusa atau biri-biri. Terakhir, hewan ini tak terdapat di mana pun di dunia selain di kebun binatang tentunya – kecuali di hutan-hutan Sulawesi.

[2] Karenanya, babi rusa – dengan nama ilmiah Babyrousa babyrussa – dalam kesepakatan internasional CITES (Convention on International Trade of Endangered Species) dimasukkan dalam Buku Merah dan Apendiks I. Artinya, hewan ini haram ditangkap, dibunuh, diperdagangkan hidup atau mati tanpa izin yang berwenang.

[3] Sayangnya, jumlah hewan yang suka berkumpul di kubangan bergaram itu – untuk mencari mineral – makin susut. Jerat tali laso pemburu sering menangkap mereka.

[4] Menurut Lynn M. Clayton, peneliti babi rusa dari Inggris yang kini tinggal di Minahasa, permintaan daging babi rusa meningkat tajam ketika harga cengkeh naik. Petani di desa-desa mengadakan pesta panen dengan memotong babi. Karena harga babi dari peternakan mahal, mereka menggantinya dengan babi liar seperti babi hutan dan babi rusa. “Di alam, babi rusa diambil secara gratis,” kata Jack Palamia, staf di Pusat Penyelamatan Satwa Sulawesi. Selain itu, kualitas dagingnya lebih rendah daripada babi ternak.

[5] Walau daging babi rusa kurang laku di pasar; secara terpisah kepala babi rusa laku dijual seharga Rp 200 ribu. Kepala babi rusa yang diawetkan menjadi cenderamata untuk para pelancong, terutama dari Bali. Sebab, bentuk mukanya dengan dua taring itu, menurut orang Bali, menyerupai raksasa.

[6] Tingginya tingkat konsumsi ini menimbulkan kekhawatiran para pencinta binatang. Sebab, perkem­bang­biakan babi rusa sangat lambat. Sementara babi hutan sekali beranak sebanyak sepuluh ekor, babi rusa hanya dua ekor. Sedangkan tingkat keberhasilan penangkaran dilaporkan sangat rendah.

[7] Menurut Lefrendy Pesik dari Pusat Penyelamatan Satwa Sulawesi, sejak 1999 upaya penangkaran babi rusa selalu gagal. Penangkaran yang dilakukan Kebun Binatang Saint Louis, Amerika Serikat, baru menghasilkan sembilan anak sejak 12 tahun lalu. Lembaga Wildlife Conservation Society di Sulawesi memperkirakan, dalam 25 tahun lagi babi rusa bakal punah dari muka bumi.

Agung Rullianto, Verrianto Madjowa (Manado)

Daftar Kata

• Please note that all vocabulary items printed in bold may appear in an exam!
• The letter denotes that this word is predominantly used in the formal register.

1
babi rusa	hog deer of Sulawesi
gampang	easy
béda, mem-kan	to differentiate, distinguish
milik, mem-i	to own, have
taring	tusk
lingkar, me-	to coil, twist, wind
tepat	precisely
kais, meng-	mengais(~ngais), to scratch
gemar	to like, enjoy
akar	root, akar-akaran all kind of roots
kumbang	general name for various kinds of insects, beetle
cerna, pen-an	to digest; pen~an, digestion; sistem pencernaan, digestive system
héran, meng-kan	surprised, astonished, amazed; tak mengherankan, it is not surprising
héwan	animal
rusa	deer
biri-biri	sheep
akhir, ter-	finally, last but not least
rupa, se-	similar to
dapat, ter-	can be found
tak	=tidak
di mana pun	anywhere, tak di mana pun nowhere. Cf. Sneddon 2.85, 4.22.
lain, se-	except, but; tak di mana pun selain nowhere else but
kebun binatang	zoo
kecuali	except
2
karena, -nya	because of this
ilmiah	scientific
sepakat, ke-an	agreement
haram	prohibited, banned, forbidden
tangkap, men-	to capture
bunuh, mem-	to kill
dagang, memper-kan	to trade
izin	permit
wenang, ber-	to have the authority; yang berwenang, the authorities
3
sayang, -nya	unfortunately
kumpul, ber-	to gather
kubang, -an	mud-hole
garam, ber-	containing salt
makin	word indicating an increasing or decreasing degree, the more/the less
susut	to decrease
jerat	snare, lasso, strap
buru, pem-	hunter
4
teliti, pen-	researcher
kini	now, at the present moment
tingkat, men-	to increase
tajam	sharp
cengkéh	clove
ternak, pe-kan	breeding
liar	wild
gratis	for free
selamat, peny-an	rescue
lain, se-	selain itu, besides that
réndah	low
ternak	livestock, babi ternak domesticated pig (for breeding)
5
laku	marketable, in demand, in favor
cenderamata	souvenir
awét,meng-kan	to preserve
lancong, pe-	tourist
bentuk	shape
serupa, meny-i	look like, similar to
raksasa	giant; (here) ogre, demon
6
tingkat	level
timbul, men-kan	to cause
khawatir, ke-an	worry, concern
kembang-biak, per-an	reproduction, breeding
lambat	slow
anak, ber-	to have a child, to give birth (mainly used for animals)
hasil, keber-an	effectiveness
tangkar, pen-an	breeding of livestock
lapor, me-kan	to report
7
satwa	animal
gagal	to fail
baru	just, so far only (indicates that more is to come)
kira, memper-kan	to estimate
bakal	will, going to (= akan)
punah	extinct
muka	surface

Latihan Interaktif untuk Kegiatan 2

Kegiatan 3 — Tata Bahasa

Sementara & Sedangkan

Sementara and sedangkan are contrastive conjunctions. Typically sementara is used when two things are contrasted: A does this, while B does that:

Sedangkan is similar to sementara but it provides a stronger contrast:

The difference between sementara and sedangkan can be best shown in the following examples:

There is a third conjunction, sambil, which also translates as “while” but sambil coordinates two activities performed by the same person at the same time:

Kegiatan 4 — Mendengarkan

800 Spesies Terancam di Indonesia

Rohayati (Yati) mewawancarai Erenst Ruslan tentang terancam punahnya 800 spesies flora dan fauna di Indonesia.

Di antara mamalia, dua hewan besar, harimau Sumatra dan orang utan (juga dikenal sebagai mawas), berada di ambang kepunahan.

Dengarkan wawancara berikut minimal dua kali dan kerjakan latihan-latihan berikut. Bila perlu, baca transkripsinya

Latihan Interaktif untuk Kegiatan 4

Kegiatan 5 — Pekerjaan Rumah

Kegiatan 6 — Kosa Kata

Kegiatan 7 — Teka-Teki Cari Kata

Usahakan untuk menyelesaikan teka-teki ini dalam waktu kurang dari 3:00 menit.

«AnekaBaca» – an e-Learning Textbook for Intermediate Indonesian (CEF B1-B2)

© Uli Sembiring 2008

Kegiatan 1 — Forum Diskusi

Foto: Panjat Pinang – Shaved and greased areca palm climbing contest in celebrating Independence Day. Batusangkar 17 August 2008.

Submit answers to the discussion forum and reply to at least two postings of your classmates.

Kegiatan 2 — Membaca

Baca (Read)Dengarkan (Listen)Daftar Kata (Word List)

Cap Go Me dengan Pawai Budaya

Barongsai (shutterstock)

Kompas, Senin 25 Februari 2002 (Pontianak).

[1] Setelah selama beberapa tahun pemerintah me­la­rang warga etnis Tionghoa merayakan hari-hari raya atau tradi­si­nya secara terbuka, perayaan Cap Go Me (perayaan hari ke-15 Imlek) yang jatuh pada hari Selasa besok bakal dilangsungkan secara meriah di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).

[2] Kemeriahan itu ditandai dengan keikutsertaan warga masyarakat Pontianak dari berbagai etnis melakukan atraksi berbagai seni budaya dalam pawai budaya. Kegiatan yang dijadwalkan ber­lang­sung hampir sehari penuh itu akan digelar di jalan-jalan utama kota ini.

[3] Ketua Perhimpunan Seni Budaya Tionghoa Kalbar Santyoso kepada Kompas di Pontianak, Sabtu (23/2), mengatakan bahwa perayaan Cap Go Me kali ini memang berbeda. “Kami menginginkan perayaan Cap Go Me tidak dirasakan secara khusus oleh warga Kalbar dari etnis Tionghoa saja, tetapi juga warga masyarakat lainnya. Dengan perayaan seperti ini warga Tionghoa di Kalbar, khususnya di Pontianak, ikut membangun kerukun­an hidup bersama dengan masyarakat lainnya,” kata Santyoso.

[4] Selain atraksi seni budaya liong (naga) dan barongsai (singa), kata Santyoso, perayaan Cap Go Me di Pontianak juga akan dimeriahkan atraksi seni budaya dari etnis Melayu, Dayak, dan budaya Nusantara lainnya. Beberapa pertunjukan seni budaya yang akan tampil, antara lain, musik tanjidor, kapal lancang kuning, hutdog, perahu rambe, onggok-onggok, reok, dan kuda lumping. “Dengan perayaan Cap Go Me seperti ini diharapkan kegiatan seni budaya di Kalbar bisa lebih meriah lagi, terutama untuk menarik para wisatawan berkunjung kedaerah ini,” ucapnya.

[5] Selain di Pontianak, kemeriahan perayaan Cap Go Me kali ini juga akan berlangsung di daerah lainnya di Kalbar, seperti di Kota Singkawang dan Sungai Pinyuh (Kabupaten Pontianak). Singkawang yang dihuni mayoritas warga dari etnis Tionghoa ini bahkan tahun ini menggelar Festival Liong dan Barongsai.

Liong (shutterstock)

[6] Festival Liong malah sudah dilangsung­kan terlebih dahulu di Pantai Pasir Panjang Singkawang pada hari Minggu kemarin. Selain pawai liong dan barongsai, Kota Singkawang juga bakal dimeriahkan oleh kehadiran atraksi para Tatung (orang yang kemasukan roh halus dan tahan ditusuk dengan senjata tajam).

[7] Seperti Imlek, perayaan Cap Go Me juga sudah berlangsung turun-temurun dilakukan warga etnis Tionghoa. Cap Go Me bagi umat Konghucu dirayakan pada saat Gwan Siau, yakni pada malam tanggal 15 pertama. Saat Gwan Siau mereka merayakan penuh dengan rasa bahagia dan gembira untuk melakukan sujud kepada Thian (Tuhan). Mereka juga melakukan penghormatan kepada para orang suci. Upacara rasa syukur ini mereka lakukan baik di rumah, kelenteng ataupun vihara.

[8] Sementara bagi kebanyakan warga etnis Tionghoa lainnya, Cap Go Me juga mereka rayakan dengan rasa kegembiraan sebagai hari terakhir perayaan Imlek. Sebagian warga Tionghoa di Kalbar menghiasi rumahnya dengan lampu-lampu lampion dan mengisi dengan berbagai hiburan, serta makan bersama. (ful)

Rezeki (shutterstock)

Daftar Kata

• Please note that all vocabulary items printed in bold may appear in an exam!

Title
Cap Go Me	The Lantern Festival celebrated on the fifteenth day of the first month in the lunar year in the Chinese calendar.
pawai	parade
budaya	culture
1
larang, me-	to forbid
perintah, pem-	government
warga	members of community
étnis	ethnic group (= suku bangsa)
Tionghoa	Chinese
raya, me-kan	to celebrate
hari-hari raya	festive days
tradisi	tradition
buka, ter-	open, secara terbuka openly
Imlék	Chinese New Year
bakal	will, be going to (= akan)
langsung, me-kan	to perform, carry out
riah, me-	merry, cheerful, grand, majestic. The definition in the KBBI is: “ramai yang bersuka ria.” Meriah is hence different from gembira or bahagia since it always has the connotation of an event that is not only joyful but also well-attended.
2
meriah, ke-an	happiness, joyfulness, grandeur, majesty
tanda, men-i	to sign, mark
ikutserta, ke-an	participation
masyarakat	society, people
jadwal, men-kan	to schedule
langsung, ber-	to happen, occur, take place
gelar, meng-	to carry out, perform
utama	main
3
himpun, per-an	association
seni	arts
Kalbar	West Kalimantan, a province on the island of Borneo (acronym formed of the beginning letters of Kalimantan Barat)
raya, pe-an	celebration
ingin, meng-kan	to want
rukun, ke-an	harmony, concord
hidup bersama	coexistence
4
lain, se-	besides, apart from
naga	dragon
singa	lion
meriah, me-kan	to cheer up, enliven (dimeriahkan is here used in the same meaning as diramaikan)
tunjuk, per-kan	show, performance
tampil	be performed, featured
tanjidor	k.o. Jakarta form of music using trumpets and drums
lancang kuning	“Yellow sailboat”: name of a Malay song and dance from Riau, Sumatra
hutdog	type of performing art
onggok-onggok	type of performing art
perahu rambe	type of performing art
réok	a Javanese comic performance of a group of three to five comedians who dance in a circle, each carrying a different-sized drum tied to his waist by a sash. Usually spelled réog.
kuda lumping	a Javanese trance dance, in which men imitate horses; the horse is made of leather (thin, not stuffed) hung over the shoulder
wisata, -wan	tourist
ucap	utter, ucapnya = he said.
5
langsung, ber-	to proceed, take place
huni, meng-	to occupy, inhabit
mayoritas	majority
6
langsung, me-kan	to perform, conduct, celebrate, carry out, take place
terlebih dahulu	before, earlier
barongsai	Chinese lion dance
liong	Chinese dragon dance
hadir, ke-an	presence
masuk, ke-an	possessed, in a trance
roh	spirit, soul
halus	invisible (of spirit)
tahan	resistant, can withstand, invulnerable, immune (here used in the the same meaning as kebal)
tusuk, men-	to stab
senjata	weapon
tajam	sharp, pointed
7
turun-temurun	handed down from generation to generation
bagi	for (=untuk)
umat	religious community
Konghucu	Confucianism
yakni	that is, namely, i.e.
bahagia	joyous, happy, merry
sujud	bow from kneeling position so that forehead touches floor, a part of prayer ritual
hormat, peng-an	high respect, homage; melakukan penghormatan, to honour, pay respect to
suci	holy
kelenténg	Chinese temple
vihara	Buddhist monastery. Also spelled wihara and biara
8
bagi	for (= untuk)
hias, meng-i	to decorate
lampion	paper lantern
hibur, -an	entertainment

Latihan Interaktif untuk Kegiatan 2

Kegiatan 3 — Tata Bahasa

Embedded Relative Clauses

Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung hampir sehari penuh itu akan digelar di jalan-jalan utama kota ini.

The subject of this sentence consist of a noun (kegiatan) to which a demonstrative pronoun (itu) is attached: Kegiatan itu “That activity”. Embedded in this noun phrase is the relative clause yang dijadwalkan berlangsung hampir sehari penuh “which is scheduled to last for almost a full day”. The rest of the sentence akan digelar di jalan-jalan utama kota ini “will be performed on the main streets of the town” is the predicate.

This fairly long sentence consists of two independent clauses:

and

Now do the following exercises on embedded relative clauses. You may also want to refer to Sneddon’s Indonesian: A Comprehensive Grammar, 3.97-3.107.

Latihan Interaktif untuk Kegiatan 3

Kegiatan 4 — Mendengarkan Wawancara

Merayakan Cap Go Me di Yogyakarta

Note

In order to understand the following interview, you need to know some historical facts:

Sukarno

Orde Lama is the term used for the “Old Order” government of president Soekarno (also spelled Sukarno) that lasted from 1945 until 1965. The democratically elected president was overthrown in a bloody coup d’etat carried out by a fraction of the armed forces under General Soeharto (also spelled Suharto). The overthrow of Soekarno’s government was strongly supported by the United States. The US was also instrumental in the mass slaughtering of hundreds of thousand leftists and alleged leftists. General Soeharto became the second president of the Republic of Indonesia. He established a dictatorship supported by the United States and its allies. The Asian Financial Crisis in 1997 marked the end of Soeharto’s Orde Baru or “New Order” regime. Soeharto was forced to step down by the “reformation movement” in which university students were instrumental. President Habibi, a former minister in the cabinet of General Soeharto was chosen as an interim president. In 1999 democratic elections were held and Abdurahman Wahid became president. He was succeeded in 2001 by Megawati Soekarnoputri, the daughter of Soekarno – Indonesia’s the first president.

Ko Hartanto

Happy mewawancarai Ko Hartanto (kanan), seorang pemuda yang mendirikan kelompok seni tari Tionghoa di Yogyakarta. Wawancaranya diadakan tanggal 28 Juli 2006 di Yogyakarta. Bila perlu, silakan baca transkripsinya.

Grab a piece of paper and jot down the answers to the following questions either in Indonesian or in your native language:

Latihan Interaktif untuk Kegiatan 4

Kegiatan 5 — Pekerjaan Rumah

© Sembiring 2002

Foto: Seorang anak kecil turut ber­parade pada acara “tujuh­belasan” untuk merayakan hari ulang tahun kemer­deka­an Repu­blik Indo­nesia.

Buatlah sebuah poster yang berisi informasi tentang salah satu hari raya di negara Anda.

Kegiatan 6 — Kosa Kata

Kegiatan 7 — Teka-Teki Cari Kata

Usahakan untuk menyelesaikan teka-teki ini dalam waktu kurang dari 3:00 menit.

Review

We hope that «Aneka Baca» has helped you making progress in learning the Indonesian language. And if it did so, we would appreciate if you could share your experience with the rest of the world by writing a brief review about your learning experience using «Aneka Baca».

Thank you!

Required

Full NameWhat is your full name?

EmailWhat is your email address?

HeadingA headline for your testimonial.

TestimonialWhat do you think about us?

Photo

Would you like to include a photo?

Star Rating

rating fields

Download Volume 1 (Lessons 1–15) of the textbook.

«AnekaBaca» – an e-Learning Textbook for Intermediate Indonesian ( Pelajaran 09 — Kancil Datang, Akankah Bajaj Berlalu? CEF B1-B2)

Jakarta (shutterstock)

Kegiatan 1 — Forum Diskusi

Submit the following assignment and reply to at least two postings of your classmates.

Kegiatan 2 — Membaca

Baca (Read)Dengarkan (Listen)Daftar Kata (Word List)

Kancil Datang, Akankah Bajaj Berlalu?

Kancil © Sembiring

Kompas, 30 September 2004

[1] Untuk kesekian kalinya, angkutan baru bernama kancil yang akan meng­gantikan secara bertahap operasional bajaj itu dijanjikan akan segera di­lun­cur­kan. Terakhir, Rabu (29/9) kemarin, Gubernur DKI Sutiyoso menyatakan bahwa kancil siap diluncurkan setelah tanggal 5 Oktober ini, “karena sebe­tul­nya kancil itu sudah bisa diluncurkan,” katanya.

[2] Memang Sutiyoso tidak menyebut­kan alasan mengapa memilih tanggal setelah 5 Oktober. Tetapi yang jelas izin untuk operasional kendaraan cilik (kecil), irit, dan lincah itu sedang dalam proses di Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya.

[3] Menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Rustam Effendi, pihaknya sedang menunggu izin untuk pengoperasian kancil tersebut.

[4] Kancil memiliki mesin berkapasitas 404cc dan melaju dengan kecepatan maksimum 60 km per jam. Kapasitas bensinnya 20 liter dengan penggunaan bahan bakar 17,5–20 kilometer per liter, panjangnya 2,8 meter, lebar 1,385 meter, dan tinggi 1,72 meter. Daya angkutnya empat penumpang dewasa termasuk sopir dan seorang anak.

Supir Kancil © Sembiring

[5] Kalaupun akhirnya kancil dapat dioperasikan, sejumlah kalangan masih ragu apakah benar kancil akan mampu menggantikan bajaj yang sudah diupaya­kan untuk digusur sejak 15 tahun yang lalu itu.

[6] Sebab, data di Dinas Perhubungan menunjukkan jumlah bajaj yang beroperasi saat ini tercatat 13.335 unit. Dalam perkembangannya, bajaj diperkirakan bertambah menjadi 14.600 unit. Padahal, izinnya tak pernah dikeluarkan.

[7] Bulan November tahun 1989, Koperasi Mandiri Pengusaha Pengemudi Angkutan Kecil mengusulkan kancil menjadi kendaraan alternatif pengganti becak. Namun, Pemprov DKI menolak. Alasannya, selama ini kancil tidak ada dalam pola angkutan umum DKI Jakarta.

[8] Namun, pada April 2001, pemprov DKI berencana meremajakan bajaj dengan kancil. Waktu itu, kancil yang direncanakan buatan PT Dirgantara Indonesia. Karena mendapat protes keras dari para pengusaha bajaj, akhirnya rencana itu tenggelam.

[9] Tahun 2004, Wakil Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menyetujui izin operasi 250 kancil dari 400 kancil yang diusulkan PT Kancil menyusul diterbitkannya Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI Jakarta Nomor 1388/-1.811.32 tertanggal 24 Mei 2004.

[10] Jika kancil dioperasikan bersama-sama dengan bajaj sebagai bentuk kompromi misalnya, itu jelas melanggar pola angkutan umum ibukota. Mestinya, setelah becak hilang, maka bajaj diarahkan ke pemukiman untuk menggantikannya.

[11] Sekarang Gubernur sudah memastikan bahwa kancil akan beroperasi. Tetapi apakah benar bajaj perlahan-lahan akan hilang?

Pingkan Elita Dundu

Daftar Kata

• Please note that all vocabulary items printed in bold may appear in an exam!

1
kancil	mousedeer; name of a four-wheel public transport vehicle in Jakarta
bajaj	three-wheeled taxi
lalu, ber-	finished, cease to exist
kian, kese-	umpteenth
angkut, -an	transport, transportation
ganti, meng-kan	replace, substitute
tahap, ber-	gradually
operasional	“operational”, but here it is used as a noun with the same meaning as pengoperasian “operations”; operasional bajaj, bajaj operations (service)
janji, men-kan	to promise, pledge
segera	immediately, soon
luncur, me-kan	to launch
gubernur	governor
nyata, me-kan	to state, to express
siap	ready
2
sebut, meny-kan	to name
alasan	reason
pilih, mem-	to choose
izin	permission
irit	economical
lincah	energetic, agile, dynamic
prosés	process; dalam ~ awaiting approval
polisi, ke-an	police authorities; Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya, the Police Authority of Greater Jakarta
3
dinas	department
hubung, per-an	transport and communication
DKI	Daerah Khusus Ibukota, Capital Territory
pihak	party, side, group
operasi, peng-an	operation
4
mesin	machine, engine
kapasitas, ber-	having the capacity of
laju, me-	to accelerate, move
cepat, ke-an	speed
bensin	petrol, gasoline
guna, peng-an	the use of
bahan bakar	fuel
panjang, -nya	length
lébar	width
tinggi	hight
daya	power, capacity
angkut	transport; daya angkut, carrying capacity (to transport four passengers)
tumpang, pen-	passenger
déwasa	adult
5
jumlah, se-	a number of
kalang, -an	group, circle; sejumlah kalangan, some people
ragu	doubtful
apakah	whether
mampu	capable
ganti, meng-kan	to replace
upaya, meng-kan	to make an effort to (do s.t.)
gusur, meng-	to condemn, remove, abolish
6
sebab	the reason is, …
tunjuk, men-kan	to show, to point out
catat, ter-	recorded
kembang, per-an	growth (here: by its present growth rate)
kira, memper-kan	to estimate
luar, menge-kan	to issue
7
Koperasi Mandiri Pengusaha Pengemudi Angkutan Kecil	Entrepreneurial Cooperative of Drivers of Small Public Transport Vehicles
usul, meng-kan	to recommend, propose, suggest
kendara, -an	vehicle
ganti, peng-	substitute, replacement
Pemprov	Pemerintah Provinsi; Provincial Government
tolak, men-	to refuse
lama, se-	selama ini; to date, up to now, so far
pola	pattern, structure, outline
angkutan umum	public transport
8
rencana, be-	to plan
remaja, me-kan	to replace older with newer or younger; to rejuvenate
rencana, me-kan	to plan
protes	protest
akhir	end, ~nya finally
tenggelam	to sink, disappear
9
wakil	representative, deputy, wakil gubernur, Deputy Governor
susul, meny-	following, subsequent to
terbit, men-kan	to issue
Surat Keputusan	decree
tanggal, ter-	dated
10
kompromi	compromise
langgar, me-	to violate
ibu kota	capital
arah, meng-kan	to direct
mukim, pe-an	settlement, residential areas
Mestinya, setelah becak hilang, maka bajaj diarahkan ke pemukiman untuk menggantikannya	Now that pedicabs are outlawed, Bajajs should be relocated to residential areas to replace them.
11
pasti, mem-kan	to ensure
lahan, per-2	slowly

Latihan Interaktif untuk Kegiatan 2

Kegiatan 3 — Tata Bahasa

Look at the following (abbreviated) sentence:

Diterbitkannya functions here as a noun “(following) the release (of the Governor’s decree)”. We call this predicate nominalisation (cf. Sneddon 3.136-142).

The process can be illustrated with the following two clauses:

The verb is placed before the subject and -nya is attached to it; the subject now acts as the possessor to the nominalised verb:

The whole construction is now a noun phrase, which can occur in a larger construction, italicised in the following example:

Latihan Interaktif untuk Kegiatan 3

Kegiatan 4 — Tata Bahasa

Intransitive verbs with ber-

The prefix ber- is used to form intransitive verbs. Intransitive verbs refer to actions which involve only one participant, the actor, such as tidur ‘sleep’. As this example shows, not all intransitive verbs do necessarily take the prefix ber-, but if you see a verb with ber- then you know for sure that it is intransitive and hence cannot take an object. Another difference between intransitive and transitive verbs is that only transitive verbs can be converted into passive verbs with the prefix di-.

Ber- verbs occasionally have corresponding transitive meN- verbs. All examples are taken from topics 1-9:

Occasionally ber- verbs can take a complement:

It is difficult to assign a meaning to ber- with verbal bases other than its presence is necessary to produce a well-formed verb.

Another group of ber- verbs have noun bases, and in most cases the meaning is ‘to have, own [base]’:

For more detailed explanations of the prefix ber- please refer to Sneddon’s Indonesian Reference Grammar 1.167-185.

Latihan Interaktif untuk Kegiatan 4

Kegiatan 5 — Mendengarkan

Percakapan antara Happy dan Mamiek tentang Sarana Angkutan di Jakarta dan di Yogyakarta

Mamiek and Happy are having a leisurely conversation comparing public transport facilities in their native cities Jakarta and Yogyakarta.

Latihan Interaktif untuk Kegiatan 5

Kegiatan 6 — Pekerjaan Rumah

Menurut Anda, apakah Bajaj masih layak digunakan di kota-kota modern besar seperti Jakarta? Apa untung-ruginya adanya sarana angkutan seperti Bajaj?

What you have to do in this writing assignment is…

Try to incorporate into your essay some of the following phrases:

Kegiatan 7 — Kosa Kata

Kegiatan 8 — Teka-Teki Cari Kata

Usahakan untuk menyelesaikan teka-teki ini dalam waktu kurang dari 3:00 menit.

«AnekaBaca» – an e-Learning Textbook for Intermediate Indonesian ( Pelajaran 08 — Kawasan Puncak Diserbu Pengunjung CEF B1-B2)

Kegiatan 1 — Forum Diskusi

Hotel di Bali (Shutterstock)

Post answers to both questions as two separate submissions. You also have to reply to at least two postings of your class mates (you can reply to a posting to any of the two questions below).

Kegiatan 2 — Membaca

Baca (Read)Dengarkan (Listen)Daftar Kata (Word List)

Kompas, 2 Maret 2003

Libur Tiga Hari, Kawasan Puncak Diserbu Pengunjung

Jalan berliku-liku menuju Puncak (Hindrawan 2007)

Bogor, Minggu

[1] Libur panjang yang dimulai Sabtu 1 Maret hingga Senin 3 Maret meng­aki­bat­kan sejumlah obyek wisata dan tem­pat hiburan di kawasan wisata Puncak, Bogor, Jawa Barat diserbu pengunjung.

[2] Dari pemantauan di kawasan Pun­cak, Minggu (2/3), dilaporkan libur tiga hari itu dimanfaatkan warga di Ja­bo­ta­bek menuju kawasan wisata Puncak yang berudara sejuk. Sejumlah obyek wisata, hotel-hotel maupun vila di jalur itu juga menjadi daya tarik bagi sejumlah keluarga untuk menginap.

[3] Di sisi lain, meskipun hujan terus mengguyur kawasan Puncak dan se­ki­tar­nya, tampak jajaran polisi di wilayah Polres Bogor tetap bekerja keras, meng­atur arus lalu lintas, sehingga tidak menimbulkan kemacetan total di kawasan Puncak selama musim libur.

[4] Satu pola sistem pengaturan arus lalu lintas di jalur Puncak yang masih dinilai efektif adalah sistem buka tutup satu arah atau one way. Hal itu juga dibenarkan Kapolwil Bogor, Kombes Pol Anton Bachrul Alam.

[5] Selain pengaturan arus lalu lintas pihaknya juga segera menerjunkan siaga patroli untuk menekan tindak kriminal dan pesta narkoba yang bisa terjadi saat musim libur.

[6] Sistem buka tutup satu arah di jalurPuncak sempat mendapat reaksi, baik dari kalangan sopir angkutan perkotaan maupun pengusaha hotel. Para sopir mengaku selama pemberlakuan sistem satu arah, peng­ha­sil­an mereka berkurang dan hal ini sangat terasa untuk pengemudi mobil colt dan minibus trayek Bogor-Cianjur. Tidak heran, mereka dengan seenaknya menaikkan tarif penumpang.

[7] Agar tidak terjebak kemacetan di jalur Puncak selama musim liburan ini, Anton Bachrul Alam meng­imbau kepada pengguna jalan tujuan Bandung untuk memanfaatkan jalur alternatif Jonggol-Cariu-Cianjur atau Ciawi – Sukabumi. (Ant/ima)

• Please note that all vocabulary items printed in bold may appear in an exam!
• The letter denotes that this word is predominantly used in the formal register.

1
hingga	until
akibat	effect, outcome
akibat, meng-kan	to contribute to, cause, to come to, to end in, to result in
hibur, an-	recreation, amusement
kawasan	area
serbu, meny-	to storm, attack invade, charge, raid;
kunjung, peng-	visitor
2
pantau, pem-an	monitoring
lapor, me-kan	to report
manfaat, me-kan	to use
tuju, men-	to head for, heading toward
sejuk	cool, fresh
jumlah, se-	a number of
jalur	(traffic) lane
daya tarik	attraction
bagi	for (= untuk)
inap, meng-	to stay over, to spend the night
3
meskipun	even though
guyur, meng-	to flush, spray, splash
jajar, -an	rank, group
timbul, men-kan	cause something to occur
macet, ke-an	traffic jam
4
pola	pattern
atur, peng-an	control
5
pihak	party, side
terjun, men-kan	throw s.t. down
tekan, men-	to reduce
tindak	action
narkoba	drugs and narcotics
6
mendapat reaksi	to get a response. This is a rather difficult sentence: "both the hotel owners as well as the bus drivers responded to the effects caused by the new one-way system."
baik… maupun…	both… and…
kalangan	circle of friends, groups
sopir	driver
usaha, peng-	owner (of a business)
aku, meng-	to admit
laku, pember-an	imposition
hasil, peng-an	income
kemudi, peng-	driver
rasa, ter-	to feel
tarif	fee, rate
héran	surprised
trayék	transportation line
7
jebak, ter-	trapped
imbau, meng-	appeal
guna, peng-	user
tuju, -an	destination

Latihan Interaktif untuk Kegiatan 2

Kegiatan 3 — Tata Bahasa

Consecutive Relationship — Sehingga

Sehingga, and the closely related hingga and sampai, express consecutive relationship. They are closely related to the conjunctions oleh karena itu, jadi, and maka. We can identify two meanings of sehingga, but we are mainly interested in the figurative meaning because this is the most frequently occurring form:

1. Sehingga has a meaning similar to sampai ‘until’.

Sometimes, if sehingga has this meaning, it is shortened to hingga:

2. Sehingga has a figurative meaning ‘so that’, ‘with the result that’, ‘to the extent that’:

Purposive Relationship — Agar & Supaya

Purpose is expressed by the use of the interchangable conjunctions agar and supaya ‘that, so that, in order that’. The negative form is agar/supaya jangan or agar/supaya tidak. Unlike an untuk clause, which is explained further below, a clause introduced by agar or supaya has a subject.

The subordinate clause may take a front or back position, and thus the conjunction may be placed either at the beginning of the sentence or in the middle of the sentence:

The subject can be ellipted when the main clause contains a transitive verb of intent:

In this case the object of the main clause (anak-anak) serves as the subject of the subordinate clause, which is normally elipted.If this occurs, agar and supaya can be replaced by untuk:

This sentence is actually a little clumsy and could have been rendered more elegantly:

Ellipsis also occurs when the subordinate clause shares its subject with the main clause. In this case the subject of the subordinate agar/supaya clause is almost always ellipted:

For more information on agar/supaya consult Sneddon’s Indonesian Reference Grammar, 3.119-3.129.

Untuk

Untuk introduces a complement – an untuk clause– which has no expressed subject because it is the same as that of the main clause:

In such a construction untuk can be omitted:

Latihan Interaktif untuk Kegiatan 3

Kegiatan 4 — Mendengarkan 1

Wawancara dengan Erenst tentang Puncak

Rohayati (Yati) is interviewing Erenst Ruslan, who was born and raised in Jakarta. The Indonesian government has, in the wake of the Jakarta and Bali bombings, which significantly damaged the tourism industry, decided to increase the flow of visitors to popular vacation spots by moving holidays to a Friday as an incentive for people to use the long weekend to visit holiday areas such as the Puncak region in the vicinity of Jakarta. However, this new policy has resulted in an increased flow of traffic during these long weekends.

Grab a pen and jot down answers to the following questions. You may write either in Indonesian or in your native language.

Latihan Interaktif untuk Kegiatan 4

Kegiatan 5 — Mendengarkan 2

Dialog: Jalan-Jalan ke Puncak

Gunung Merapi beberapa minggu setelah meletus. Kaliurang, July 2006. © Sembiring 2006

Happy (from Yogyakarta) and Mamiek (from Jakarta) are having a casual dialog. Happy has never visited Puncak, and wants to know how it is, and how to get there from Jakarta. Mamiek also wants to know what place people in Yogya­kar­ta like to visit, and finds out that Kaliurang, a holiday resort close to Yogya, is also located in the mountains.

Listen to the dialog two or three times. Then grab a pen and answer the following questions in Indonesian or your language. After that, look at the the transcription and listen to the dialog again.

Latihan Interaktif untuk Kegiatan 5

Kegiatan 6 — Pekerjaan Rumah

Tanah Lot, Bali (Shutterstock)

Write a short passage (ca. 450 words) in formal Indonesian. Try to incorporate the following words or phrases:
kawasan wisata
pengunjung
daya tarik
mengakibatkan (diakibatkan)
menginap
menuju
pengunjung

Kegiatan 7 — Kosa Kata

Kegiatan 8 — Teka-Teki Cari Kata

Usahakan untuk menyelesaikan teka-teki ini dalam waktu kurang dari 3:00 menit.

«AnekaBaca» – an e-Learning Textbook for Intermediate Indonesian (CEF B1-B2)Pelajaran 07 — Kereta Api: Sungguh Ajaib

Kegiatan 1 — Forum Diskusi

© Indra Hardi Saputro

“Ada seorang laki-laki yang naik kereta api dari Jakarta ke Yogyakarta, dan pada keesokan hari ia pulang ke Jakarta. Tiba di Jakarta laki-laki itu menulis surat pengaduan kepada perusahaan kereta api.”

Submit answers to all questions in two separate postings. Comment on at least two postings of your classmates (you may comment on question 1 or 2 only, or both).

Note: This is a prediction task, which needs to be completed BEFORE you read the text!

Kegiatan 2 — Membaca

Baca (Read)Dengarkan (Listen)Daftar Kata (Word List)

Gatra, 5 Mei 2001

Surat Pembaca: Kereta Api: Sungguh Ajaib

Tiket Kereta Api

[1] Ahad 22 April, saya menumpang “Kereta Eksekutif” Argo Dwipangga dari Jakarta ke Yogyakarta untuk perjalanan dinas (tiket terlampir). Jadwal berangkat dari Stasiun Gambir terlambat 30 menit. Setelah saya di dalam kereta, ada permohonan maaf dari pengelola, lewat pengeras suara. Artinya, saya akan terlambat setengah jam tiba di Stasiun Tugu, Yogya. Ternyata keterlambatan tiba mencapai hampir 60 menit.

[2] Setelah Stasiun Cirebon, AC di gerbong saya (kereta nomor 3) rusak. Kami, para penumpang mulai sibuk berimprovisasi, mengonversi barang apa saja untuk dijadikan kipas. Tak ada penjelasan, apalagi upaya perbaikan. Di sebelah saya duduk wanita Jerman berusia 30-an tahun dari Muenchen, cantik, psikolog, istri seorang industrialis Jerman yang mendapat persetujuan suaminya berwisata ke Indonesia secara “miskin”. Sambil megap-megap menahan napas, dia bertanya, “Apa pengatur udara di kereta ini tidak bekerja?”** Saya menjawab, “Memang beginilah hasil kerjanya.” Karena masih punya selera humor, dia ketawa.

Gerbong Kereta Api © Indra Hardi Saputro

[3] Pada suguhan makan siang, tetangga duduk saya itu tak kebagian refreshing tissue. Saya lapor pada waitress kereta. Setengah jam kemudian, sang waitress memberitahu, “Tisunya habis.” Tak ada permohonan maaf. Wanita Jerman tadi lalu membuka ranselnya untuk mengeluarkan tisu pribadi. Buah pendamping pada “jamuan” makan siang itu adalah salak pondoh, asyik. Tapi bagian saya busuk, memar, baunya asam. Demi menjaga keselamatan, salak itu saya buang.

Kotak Makanan © Indra Hardi Saputro

[4] Esoknya, Senin 23 April, saya pulang ke Jakarta dengan Argo Dwipangga lagi (tiket terlampir; kok tidak kapok ya?). Keberangkatan dari Stasiun Tugu terlambat dua jam! Setelah kereta jalan – kali ini tidak ada permintaan maaf – AC-nya bagus, malah penumpang diberi pinjaman selimut yang baunya apek. Tiba di Stasiun Gambir pukul 08.00, artinya terlambat tiga jam! Lewat pengeras suara, disampaikan permohonan maaf bertubi-tubi.

[5] Baiklah, permohonan maaf itu boleh-boleh saja saya kabulkan. Yang ingin saya tanyakan: siapa yang bertanggung jawab atas kerugian saya berupa kehilangan waktu, kekacauan agenda kerja, kelelahan ekstra, kerusakan makanan matang yang saya bawa dari Yogya, dan kesakitan hati karena merasa dilecehkan oleh sebuah perusahaan yang bolak-balik berjanji akan memperbaiki mutu pelayanan? Atau ini memang bagian dari keajaiban PT Kereta Api?

Amarzan
Jalan Taman Bougenville VII Nomor 1-3-5
Lippo Cikarang 17550

Daftar Kata

• Please note that all vocabulary items printed in bold may appear in an exam!
• The letter denotes that this word is predominantly used in the formal register.
• All words are listed by word bases. The word perusahaan is listed under “usaha, per-an”. Words in passive voice are always listed in active voice.

1
sungguh	really, truly
Ahad	Sunday
tumpang, men-	to travel by, to ride in
jalan, per-an	travel, trip
dinas	official
lampir, ter-	attached
jadwal	schedule
angkat, ber-	to depart
lambat, ter-	late
setelah	after
keréta	Short for kereta api
mohon, per-an	request, appeal
maaf	forgiveness, apology
kelola, peng-	organizer, management
léwat	via, through, by (way of)
pengeras suara	loudspeaker
tiba	to arrive
stasiun	~kereta api, railway station
nyata, ter-	apparently
lambat, keter-an	~ tiba, late arrival, delay
capai, men-	to reach, to amount to (a certain amount)
2
gerbong	railway coach
rusak	damaged, broken, out of order
para	plural marker for human beings
tumpang, pen-	passenger
konversi, meng-	to convert
apa saja	anything, barang apa saja any (available) item. Cf. Sneddon 2.88.
kipas	fan
jelas, pen-an	explanation
upaya	effort
baik, per-an	repair
wanita	woman
setuju, per-an	approval
wisata, ber-	to travel (as a tourist)
megap-megap	gasp for breath
tahan, men-	to hold
napas	breath
atur, peng-	controller
pengatur udara	air conditioner
seléra	taste, ~ humor, sense of humor
tawa, ke-	laugh
3
suguh, -an	food or drink offered to someone
bagi, ke-an	(Coll./Javanese) to obtain, get, receive, get one’s share.
sang	honorific article preceeding the names of gods, kings, etc. The article is also used to show humorous respect: sang suami/isteri. Here it is clearly used in a mocking way.
beri~tahu, mem-	to tell, let know
mohon, per-an	request
tadi	Here: the aforementioned
ransel	backpack
damping, pen-	companion. Here: side dish
jamu, -an	s.t. served to guests
salak	fruit with a brown, snake-skin exterior and an astringent taste. ~ pondoh, a sweet tasting variety from Yogyakarta
asyik	pleasant, fantastic, great
busuk	rotten
memar	bruised
asam	sour
demi	for (the sake of)
jaga, men-	take care of, put an eye on
selamat, ke-an	safety, demi (menjaga) keselamatan for the sake of one’s safety (here: health)
4
esok, -nya	the following day
lagi	again
kapok	to be cured, have had one’s fill of s.t., have been taught a good lesson
malah	1. on the contrary, instead. 2. what is more, and even
pinjam, -an	s.t. borrowed
selimut	blanket
apek	musty
pengeras suara	loudspeaker
tubi-tubi, ber-	repeatedly
5
boléh	boleh-boleh saja, it’s quite allowed
kabul, meng-kan	to accept
tanggung-jawab, ber	to be responsible
atas	for
rugi, ke-an	loss
rupa, ber-	in the form
hilang, ke-an	loss
kacau, ke-an	mess, disorder
lelah, ke-an	fatigue, exhaustion
lécéh, me-kan	to insult, despise
bolak-balik	to turn over and over, again and again
baik, memper-i	to improve
mutu	quality
ajaib, ke-an	miracle, wonder

Latihan Interaktif untuk Kegiatan 2

Kegiatan 3 — Review of Passive Type 2

Buah Salak (shutterstock)

We must use passive voice (object focus) when a sentence focuses on the undergoer (patient) rather than the doer (agent). In the article it is said that salak fruits (left) were given to all passengers as part of their meal. Apparently a passenger gets a rotten salak fruit and throws it away. In narrating this event, the passenger will focus the story on the salak fruit (patient) and not on himself (agent). Because focus is on the undergoer (the salak fruit) we cannot use active voice, but we have to use passive voice instead:

If someone else narrates the story, the focus is still on the undergoer:

In the second sentence we use the di-passive, also known as Passive Type 1, because the agent is a noun (penumpang). When the agent is a first or second person pronoun (I, you), PassiveType 2 has to be used (for the third person pronouns either Passive Type 1 or Passive Type 2 can be used): Salak itu saya buang.

The English translation in passive voice sounds odd in this particular phrase, and active voice (I threw the salak fruit away) is preferred. One could of course also use the active voice in Indonesian: Saya membuang salak itu. However, this sentence would focus on the actor, whereas in our text passage focus is on the salak fruit, and not the passenger.

Note that in passive voice nothing can come between the agent and the passive verb. Any modal (sudah, tidak, akan, boleh etc) must hence be positioned preceding the agent. The following sentences have been translated by using active voice as the use of passive voice would have sounded cumbersome in English, especially in the second sentence.

Do you still remember the following rule? If not refer to Topic 2, Activity 5.

Passive voice must be used when there is an agent in a yang clause.

In the following sentence the two occurring relative clauses are highlighted in red.

Latihan Interaktif untuk Kegiatan 3

Kegiatan 4 — Mendengarkan

Naik Kapal Laut

Kapal Pelni (shutterstock)

1. Prelistening Task

2. Mendengarkan

Dengarkan rekaman ini dan kerjakan latihan berikut.

Kegiatan 5 — Pekerjaan Rumah

Penumpang dimasukkan di dalam gerbong barang. © Indra Hardi Saputro

Tulislah “Surat Pembaca” yang menceritakan kekecewaan Anda suatu saat ketika Anda menggunakan angkutan umum.

Suratnya harus ditulis dalam bahasa Indonesia yang resmi. Hindarilah penggunaan kata seru seperti “aduh” dan “wah” yang tidak layak digunakan dalam surat resmi.

Berikut ini beberapa kata yang dapat memudahkan penulisan surat aduan Anda.

kesal fed up and cross
naik (bus, pesawat, etc.) to go by (never use pergi naik…!)
malahan, but rather, in fact, instead, even
melayani to serve
pelayanan, jasa pelayanan service
ternyata apparently
pihak party
ganti pesawat change plane
tiba arrive (don’t use datang!)
pesawat dibatalkan the flight was canceled
menghadapi masalah face a problem
mengatasi masalah overcome a problem
sarana facility
mengeluh sigh, complain
keluhan complaints
surat pengaduan letter of complaint

In the previous exercise we have presented a sample text containing useful phrases that will help you write the homework assignment. We advise you to go back to the previous exercise and do it once again. Then you may click here to see the complete text:

Gunakanlah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sebagai penuntun (guide) penulisan surat tersebut:

1. Alat pengangkutan umum apa yang Anda gunakan waktu itu? Apakah alat transportasi itu dari suatu perusahaan angkutan tertentu?
2. Kapan Anda menggunakan alat transportasi publik tersebut?
3. Untuk perjalanan dari mana ke mana Anda menggunakan sarana pengangkutan itu?
4. Sarana apa saja yang ada dalam alat angkut tersebut?
5. Fasilitas mana yang membuat Anda senang dan fasilitas mana yang membuat Anda kecewa?
6. Selain masalah fasilitas, adakah masalah lain yang membuat Anda kecewa, atau malahan kesal?
7. Selain Anda, apa penumpang lain juga kecewa? Atau mungkin malahan ada yang marah-marah?
8. Adakah masalah-masalah lain yang Anda alami sebagai akibat masalah alat transportasi itu? Misalnya Anda terlambat tiba di pesta perkawinan seorang teman, padahal Andalah yang menjadi "the best man".
9. Adakah pertanyaan-pertanyaan yang Anda harap mendapat respon dari perusahaan alat transportasi tersebut?

CONTOH:

• Para penumpang yang kecewa mendengar berita pesawatnya akan tiba terlambat satu jam, menjadi tambah kesal mendengar berita penerbangannya malahan dibatalkan.
• Seharusnya pesawat mendarat di Yogyakarta, tetapi karena cuaca buruk kami malahan harus kembali lagi ke Jakarta.
• Sesudah naik, ternyata busnya bau busuk.
• Saya sudah tiga kali menulis surat pengaduan kepada pihak perusahaan pengangkutan umum, tetapi tidak pernah dibalas.
• Setiba di Jakarta kami harus ganti pesawat menumpang Garuda GA23 ke Medan.

Kegiatan 6 — Kosa Kata

Kegiatan 7 — Teka-Teki Cari Kata

Usahakan untuk menyelesaikan teka-teki ini dalam waktu kurang dari 3:00 menit.