Anak Jalanan 23
Kegiatan 1—forum
- Menurut Anda, bagaimana kesan umum masyarakat terhadap anak jalanan? Bagaimana kesan umum tersebut membantu – atau justru melemahkan – usaha penanganan anak jalanan?
- Jika Anda seorang pekerja LSM yang mendirikan rumah penampungan anak jalanan, tindakan-tindakan sederhana apa yang bisa Anda lakukan untuk melibatkan tetangga-tetangga sekitar sehingga anak-anak jalanan di tempat Anda tidak merasa teralienasi oleh lingkungan sekitar?
Kegiatan 2—mendengarkan & latihan
Dengarkan rekaman ini dan kerjakan latihan-latihan berikut.
Yang juga turut menentukan berhasil-tidaknya anak-anak keluar dari situasinya adalah masyarakat. Anak-anak jalanan ini telah terbiasa hidup dengan norma-norma jalan yang kadang kala tidak sesuai atau bahkan bertabrakan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Masyarakat seringkali memandang anak-anak itu sebagai sumber gangguan dan kegaduhan yang harus disingkirkan jauh-jauh dari mereka. Banyak masyarakat yang bersikap apriori terhadap anak-anak jalanan ini. Nah, bagaimana tanggapan masyarakat kampung terhadap keberadaan rumah singgah untuk anak-anak jalanan? Berikut Dian, direktur rumah singgah Indrianati.
Dian | : | Ya ada yang pro dan kontra, ya. Bagaimanapun masyarakat sudah terbentuk dengan norma-normanya yang sedemikian rupa, apalagi masyarakat Jawa ya, sangat mengutamakan keselarasan, damai, tenteram, gitu. Nah, terus, ketika ada sekelompok remaja-remaja funky , gitu ya, dengan penampilan yang aneh, kemudian omongan yang kasar, misuh (=menyumpahi) gitu ya, di telinga masyarakat sekitar juga agak terganggu. Jadi, secara ini ya, secara… mungkin secara… bahwa anak-anak ini perlu mendapat pembinaan. Permintaan masyarakat mereka perlu mendapat pembinaan, ya itu perlu. Perlu mendapat perhatian atau apa, itu perlu. ‘Tapi, ya jangan inilah, jangan mengganggu-mengganggu kami sekali,’ itu permintaan dari warga masyarakat. |
Juliani | : | Tetapi sebenarnya ‘mengganggu’ dalam artian hanya menggunakan kata-kata itu tadi ya? |
Dian | : | Iya. |
Juliani | : | Mereka kan tidak mengganggu, membuat keonaran atau bagaimana… |
Dian | : | A… ya, sebenarnya anak-anak ini tahu aturan-aturan kampung. Mengganggunya itu ya karena dilihat mata nyepeti [=tidak enak dipandang], wong pakaiannya kayak gitu, tatoan gitu, atau omongannya untuk telinga itu kok bikin ini… Tapi kasus pencurian atau apa itu selama ini saya belum menerima laporan ya. Mungkin dulu ada apa ya, anak kecil dulu, burung atau apa ya dulu itu, tapi tidak sampai ke kita. |
Juliani | : | Lalu, apakah Indriananti juga melibatkan masyarakat setempat? |
Dian | : | Kita mencoba melibatkan masyarakat dalam artian ketika kita mempunyai acara gitu kita undang, dan sebenarnya lebih, lebih luas lagi adalah bagaimana masyarakat kampung di mana kita tinggal ini bisa menjadi masyarakat di mana anak-anak belajar lagi berintegrasi dengan masyarakat. Supaya mereka tidak semakin teralienasi, gitu ya mbak ya, semakin terpisah jauh dari masyarakat. Nah mereka mau coba itu dan tentu usaha ke arah situ itu butuh proses ya. Mereka menghadapi benturan-benturan. Untuk bisa beradaptasi dengan norma masyarakat itu tentu mereka mengalami benturan-benturan. Dan sebenarnya butuh masyarakat yang mau menerima kenylenehan [nyleneh=aneh, eksentrik] anak-anak ini. Tidak kemudian langsung men- judgement atau menstigma mereka sebagai anak nakal yang bikin resah aja di kampung, ‘pergi aja kalian dari sini’ misalnya kayak gitu. Tapi selama ini kampung Dipowinatan saya pikir cukup bisa menerima ya, walaupun kami dapat teguran dan itu bagus juga karena pengurus kampung jujur dengan keresahannya. Jadi kita bisa introspeksi juga dan bilang ke anak-anak. |
Gelek, pendamping di Indrianati, menambahkan:
Gelek | : | Masyarakat kan sebenarnya menolak sebenarnya, kehadiran anak jalanan dan bahkan lembaga-lembaga yang pingin memberi penguatan-penguatan kepada mereka ini. Ya, itu kesulitan kita. Jadi karena mereka dicap sebagai punya stigma negatif ‘anak nakal’, kemudian bahkan kalau perempuan itu mungkin dianggap pelacur, gitu. Jadi ya memang seringnya dianggap pelacur kalo yang perempuan, karena fokus kita di perempuan. |
Carilah kata-kata yang tersembunyi ini: separated (from) • founder • a reprimand • rules • clothes • norm • to reject • a source • peaceful
Kegiatan 3—kosa kata
Ulas dan hafalkan kosa kata di bawah ini.
acara
[a]program
[q]anéh
[a]strange
[q]aturan
[a]rule
[q]benturan
[a]clash
[q]berhasil tidaknya
[a]be successful or not (whether it fails or succeeds)
[q]bertabraan
[a]to collide, clash
[q]damai
[a]peace, peaceful
[q]jujur
[a]honest
[q]kadang kala
[a]sometimes
[q] [a]existence
[q]keselarasan
[a]harmonious, social harmony
[q]luas
[a]wide
[q] [a]to involve
[q]mencap
[a]to stamp, to brand
[q] [a]to determine
[q]mengutamakan
[a]give priority to
[q]menyingkirkan
[a]to remove, put away, eliminate, get rid of s.o.
[q] [a]to disturb
[q]norma
[a]values
[q]pembinaan
[a]guidance, care, supervision, support
[q] [a]performance, appearance
[q]rumah singgah
[a]shelter
[q]seringkali
[a]oftentimes
[q] [a]local
[q] [a]source
[q]tanggapan
[a]response, idea, conception, reaction
[q]teguran
[a]reprimand, complaint
[q]tenteram
[a]peace, absence of conflict, peaceful
[q]terbentuk
[a]formed
[q]terbiasa
[a]to be/get used to, be/get accustomed to s.th.
[q]turut
[a]to to have a share in, to contribute to
[q]usaha
[a]effort
[q]warga
[a]member (of a community)
[/qdeck]