«Serba-Serbi Nusantara» – a Textbook for Advanced Indonesian • “Indonesian women’s obsession with white skin”

Ringkasan
Nonton Yuk!
Coba melihat video ini (cukup hanya 1–2 menit saja)
Sekarang, mari kita tonton video satu lagi (juga tidak lebih daripada 2 menit). Apa menurut Anda perbedaan yang paling mencolok di antara kedua video?
Bacaan
Kulit Putih Perempuan Indonesia
- BERKULIT PUTIH tampaknya menjadi impian sebagian besar perempuan (atau juga laki-laki) dewasa ini. Berbagai upaya dilakukan, mulai dengan melumuri krim hingga mengonsumsi pil agar terlihat putih. Mereka yang berkulit putih dianggap cantik, bersih, dan lembut. Begitu juga sebaliknya, nilai negatif disematkan bagi mereka yang berkulit hitam. Putih dianggap lebih tinggi derajatnya dibanding warna kulit lainnya.
- Bagaimana bisa warna putih menduduki posisi teratas di dalam kasta kulit? Untuk konteks Indonesia, saya mendapat jawaban memuaskan dari buku Putih: Warna Kulit, Ras, dan Kecantikan Indonesia Transnasional karya L. Ayu Saraswati. Buku ini dialihbahasakan oleh Ninus D. Andarnuswari dari Seeing Beauty, Sensing Race in Transnational Indonesia. Versi bahasa Inggris terbit pertama kali pada tahun 2013 sementara versi bahasa Indonesia pada Juli 2017.
- Dalam buku ini, Saraswati menganalisis dinamika ideal kecantikan perempuan dari masa prakolonial, kolonial Belanda (khususnya puncak kejayaannya, yakni 1900-1942) dan Jepang, serta setelah Indonesia merdeka. Ayu memanfaatkan karya sastra untuk melihat ideal kecantikan Indonesia prakolonial. Sedangkan masa setelah itu, ia menggunakan sejumlah iklan di majalah maupun surat kabar.
- Sebelum membaca buku ini, saya mengira bangsa Eropa penyebab superioritas kulit putih di Indonesia. Kedatangan sejumlah negara Eropa ke Nusantara turut membawa kebanggaan ras. Putihnya kulit Eropa dianggap lebih baik dan cantik. Keunggulan ras ditanamkan untuk menciptakan batas antara Eropa dan penduduk Nusantara.
- Ternyata Saraswati berpendapat lain. Kendati ia tidak menihilkan peran ras Eropa, Ayu melacak ideal kecantikan di Indonesia bukan bermula dari Eropa. Jauh sebelum kehadiran Eropa di Nusantara, kulit putih sebagai nilai positif kecantikan telah ada di Jawa. Dengan menelaah epos Ramayana, Saraswati menandaskan pendapatnya. Ia menulis bahwa sejak akhir abad kesembilan dan awal abad ke-10, kulit putih sudah dianggap ideal kecantikan di Jawa.
- Walau berasal dari India, Ramayana telah diadaptasi dalam kehidupan Jawa. Oleh sebab itu, Saraswati berpendapat bahwa kulit putih yang dianggap cantik merupakan konstruksi transnasional. (hal. 25).
- Beranjak ke BAB 2, Ayu menelaah konstruksi kecantikan selama penjajahan Belanda. Zaman itu, berkulit putih tetap ideal kecantikan. Namun berbeda dengan masa prakolonial, warna kulit putih dan ras putih telah berpadu membentuk ideal kecantikan. Pada era kolonial Belanda, kecantikan dianggap hanya dimiliki oleh ras kulit putih.
- Sementara itu, periode kolonial Jepang berbeda lagi. Jepang sedikit mengubah ideal kecantikan yang ada. Jepang tetap menjunjung kulit putih sebagai unggulan kecantikan. Namun, kecantikan kolonial Jepang tidak lagi disangkut-pautkan dengan bangsa Eropa.
- Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, ideal kecantikan pun tak jauh berubah. Pada awal Indonesia merdeka, “putih Indonesia” dianggap ideal kecantikan, menentang putih barat. Putih masih menjadi warna penanda kecantikan.
- Namun menariknya, pada masa pemerintahan Suharto kulit putih dikaitkan lagi dengan bangsa Eropa. Di dalam iklan-iklan kosmetik, misalnya, mulai dibubuhi gambar yang spesifik barat, seperti di latar belakang ada menara Eifel atau pegunungan Swiss. Walaupun membanggakan putih Indonesia, kebarat-baratan dijadikan acuan kecantikan.
- Kosmetik pemutih dalam satu iklan malah ditawarkan untuk “detox” seolah-olah kulit Indonesia beracun. Sedangkan dalam iklan barat yang menawarkan produk yang membuat kulit menjadi hitam, istilah seperti “detox” tidak digunakan karena bagi orang barat kulit putih, walau dianggap tidak cantik, bukan dipandang seolah-olah menjadi penyakit. Saraswati, menurut saya, berhasil menunjukkan kepada pembacanya bahwa ras dapat diekspresikan lewat gambar yang menghiasi iklan.
- Pada BAB 4, Saraswati mengulas wacana kecantikan dengan apa yang ia sebut “putih Cosmopolitan”. Pada bagian buku ini, Ayu secara khusus melacak tautan ideal kecantikan Amerika Serikat dan Indonesia dengan menganalisis majalah perempuan Cosmopolitan keluaran Amerika Serikat.
- Periode ini adalah masa reformasi. Pada masa itu warna kulit putih tetap menjadi lambang kecantikan. Namun, “putih kosmopolitan” tidak tertuju pada jenis putih tertentu. Di dalam era reformasi semuanya lebih terbuka sehingga iklan kecantikan tidak hanya memperlihatkan model Indonesia tetapi juga model Korea. Ideal putih pada “putih kosmopolitan” sesungguhnya tidaklah ada. Orang mengejar imajinasi belaka.
- Lewat buku ini, Saraswati berupaya memperlihatkan bahwa ideal kecantikan yang ada sekarang mengalami perubahan dari masa ke masa. Sedikitnya kita mendapati kecantikan kerap dikonstruksi oleh penguasa untuk membedakan pemerintahan dengan pemerintahan sebelumnya.
Namun, khusus untuk “putih kosmopolitan”, yakni tahun-tahun belakangan ini, ideal kecantikan tidak memiliki patron. Tampaknya kuasa pasar yang membentuk simbol kecantikan kosmopolitan di Indonesia ketimbang penguasa. - Buku ini bermutu dan penting. Saraswati menghadirkan analisis nan menarik perihal kecantikan perempuan Indonesia. Saya, sebagai pembaca buku ini, seakan menemukan harta berharga.
Jakarta, 19 Oktober 2018.
Latihan Pemahaman
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
Frasa Berguna
Bacalah frasa bahasa Inggris di bawah ini dan cobalah menebak artinya dalam bahasa Indonesia. Tekan “Balik” untuk memeriksa jawaban Anda. Kemudian carilah frasa tersebut di dalam konteks.”
Terjemahan
Padan Kata
Kosa Kata
Kartu Bolak Balik
Pelajarilah kata-kata berikut ini dengan menggunakan kartu bolak balik.
degree; value; rank
[q]terbit
[a]to emerge; appear; to be published
[q]kejayaan
[a]glory; victory; power; fame
[q] [a]summit; peak; climax
[q] [a]to use; capitalize on; take advantage of
[q]karya
[a]work; task; job
[q]turut
[a]to join; follow; partake; come with
[q] [a]to create; conceive; invent
[q]menelaah
[a]to scrutinise; research; examine
[q]melacak
[a]to detect; trail; track; trace
[q]menandaskan
[a]to emphasize; stress
[q]beranjak
[a]shift; move
[q]berpadu
[a]to be united; joined; fused
[q]menjunjung
[a]to carry something on one’s head; to hold in high esteem
[q] [a]to oppose; resist
[q] [a]to associate; relate; attach; hook on to
[q] [a]reference
[q] [a]often; frequently
[q]penguasa
[a]person in charge; ruler
[q]ketimbang
[a]than; compared to
[q]bermutu
[a]to be high quality; being valuable
[q]perihal
[a]regarding; circumstance
[/qdeck]Review
We hope that «Serba Serbi Nusantara» has helped you making progress in learning the Indonesian language. And if it did so, we would appreciate if you could share your experience with the rest of the world by writing a brief review about your learning experience using «Serba Serbi Nusantara».
Thank you!
Required