Anak Jalanan 18
Kegiatan 1—forum
- Menurut Anda, setelah mereka dewasa, apakah anak-anak jalanan itu akan tetap menjadi anak jalanan? Jika tidak, hal-hal apa yang bisa mengubah pemikiran mereka?
- Apabila setelah dewasa seorang anak jalanan memutuskan untuk menikah, bagaimana kira-kira pengaruh masa lalunya sebagai anak jalanan terhadap kehidupan pernikahannya?
Kegiatan 2—mendengarkan & latihan
Dengarkan rekaman ini dan kerjakan latihan-latihan berikut.
Masih adakah masa depan bagi anak-anak jalanan itu? Apakah mereka akan selamanya hidup di jalan? Apakah mereka tidak akan sampai pada suatu titik di mana mereka merasa bosan? Ataukah masa-masa di jalanan ini hanyalah suatu periode dalam kehidupan remaja anak-anak itu yang pada suatu saat akan hilang sejalan dengan bangkitnya kesadaran mereka? Berikut Atanasia Dian Santi, direktur LSM Indrianati.
Atanasia | : | Dari pengalaman saya semenjak interaksi semenjak tahun ’96, itu tidak… tidak selamanya mereka di jalan. Ada saat di mana mereka pulang ke rumah orang tuanya lagi, terus yang kedua itu menikah. Menikah, terus yang ketiga itu mereka cari kos, cari kos sendiri, jadi hidup, hidup seperti orang biasa gitu. Ya sekali-kali misalnya ke Purawisata, lihat dangdut, joget dangdut. Sekali-kali ke jalan hanya main saja, tapi tetep ada titik di mana mereka bosan, jenuh dengan kehidupan jalanan. Nah, pengalaman kita itu. Jadi pada saat jenuh itu, mulailah bisa dilakukan intervensi lebih… lebih mendalam lagi. Tapi ketika masih seneng happy-happy aja di jalan itu kita sebenarnya tidak… tidak mempunyai lingkaran pengaruh yang cukup kuat. Karena faktor eksternal di luar anak itu sangat… sangat besar, sangat… sangat menariklah, dibikin happy. |
Juliani | : | Kalo selama ini, selama menjadi pendamping ya mbak Dian, sudah berapa anak itu yang kembali pulang ke orang tua gitu? |
Atanasia | : | Kembali pulang itu bisa dalam artian mereka bener-bener kembali atau ada rekonsiliasi ya dengan keluarga ya mbak ya. Itu ada berapa ya? mungkin ada sepuluh anak ya? Sepuluh anak yang kemudian e.. mereka menikah, menikah atau tidak menikah, tapi ada rekonsiliasi dengan keluarga. |
Juliani | : | Dan ada pemantauan terhadap mereka? Bagaimana hidup mereka sekarang, ataukah mereka tetap hidup dengan masyarakat biasa atau kembali mungkin, kembali jatuh lagi ke jalan, begitu? |
Atanasia | : | Jadi lebih kalo bagi temen-temen yang menikah, itu ada… mungkin ada dua ya. Mereka menikah itu bener-bener direncanakan. Menikah atau… ya menikah sebenarnya untuk melarikan diri dari masalah gitu. Nah, ketika yang memang merencanakan untuk menikah itu kehidupannya bisa apa ya… mungkin normal, “normal” – tanda kutip ya – dalam arti “normal” menurut ukuran masyarakat gitu ya. Mereka ngontrak rumah atau ngontrak kamar dan hidup bermasyarakat seperti layaknya masyarakat. Ya seperti tadi, Mbak, perempuan muda bawa anaknya, itu anak jalanan. Dan dia seperti layaknya ibu gitu. Saya juga heran dulu, wo… preman dulu suka mabuk, suka mukul, tapi sekarang seperti layaknya ibu. Ya paling masih merokok gitu, tapi takpikir [=kupikir] itu biasa, ya Mbak ya, perempuan merokok. Terus yang perkawinannya bermasalah, itu masih sering meminta mediasi dari kita ketika si anak itu ada masalah dengan suaminya. Dan memang suaminya juga percaya juga ketika dia ada masalah datang ke sini, “E… saya butuh ini, ditengahi, Mbak” atau Mas gitu. Tapi kadang dia berani datang dalam kondisi mabuk, bawa pedang… Itu sering. Jadi, karena dia pemalu ya, suaminya itu sebenernya pemalu, jadi untuk berani dia mabuk dulu. Ya itu sering terjadi kekerasan. Justru si istri ini yang mencari penghasilan karena si suaminya pekerjaannya tidak jelas. Kalo pemantauan secara khusus, tidak ya. Karena bagi kami itu di luar fokus. |
Dengarkan rekaman ini dan lengkapilah teks di bawah ini.
Kegiatan 3—forum
- Apa yang dimaksud Atanasia Diansanti dengan “kehidupan normal”?
- Apakah yang lazim dirasakan sebagai ‘normal’ dan ‘tidak normal’ di Indonesia, seperti yang dituturkan Atanasia, sama dengan yang dianggap ‘normal’ dan ‘tidak normal’ di negara Anda? Bandingkanlah.
Kegiatan 4—kosa kata
Ulas dan hafalkan kosa kata di bawah ini.
bangkit
[a]to emerge
[q]bangkitnya
[a]emergence
[q]butuh
[a]need
[q]dangdut
[a]k.o. music (Arab and Indian influenced)
[q]jenuh
[a]saturated, fed up, bored
[q]joget
[a]k.o. dance to lively music
[q] [a]exactly; precisely
[q]kesadaran
[a]consciousness
[q]kos
[a]boarding house
[q]lingkaran
[a]circle
[q]masa depan
[a]future
[q]mendalam
[a]intensive
[q]menengahi
[a]to intercede, mediate
[q]ngekontrak
[a](Col.) to rent (a house)
[q]paling
[a]at most
[q]pedang
[a]dagger, large knife
[q]pemalu
[a]shy person
[q] [a]monitoring; observing
[q]pendamping
[a]chaperone; companion; advisor; supporter
[q]pengaruh
[a]influence
[q] [a]income
[q]préman
[a]member of a street gang
[q]remaja
[a]adolescent
[q] [a]time; moment
[q]selamanya
[a]always, forever
[q]semenjak
[a]since
[q]seperti layaknya ibu
[a]as befits a mother
[q]tanda kutip
[a]quotation mark
[q] [a]point
[q]ukuran
[a]standard
[/qdeck]